SEMARANG, KOMPAS.com - Bangunan cagar budaya Museum Lawang Sewu Kota Semarang, Jawa Tengah bakal direnovasi karena mengalami kerusakan yang cukup parah.
Diketahui kerusakan bangunan bersejarah itu terdapat di bagian atap gedung dan pagar pembatas di sisi sebelah Timur kawasan Museum Lawang Sewu.
Manajer Museum Lawang Sewu dan Indonesia Railway Museum Trisna Cahyani mengatakan, penyebab kerusakan bangunan karena dipengaruhi sejumlah faktor.
"Kerusakannya karena faktor usia. Perubahan cuaca yang sangat ekstrem. Termasuk gangguan dari hewan-hewan seperti kelelawar, serangga, burung yang masuk di dalam gedung," kata Trisna saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: Melihat Renovasi Rumah Masa Kecil Pratama Arhan, Pemain Tokyo Verdy Asal Blora
Tirsna mengungkapkan kerusakan bangunan terjadi pada bagian atap Gedung A dan Gedung B yang tepatnya ada di lantai tiga. Sehingga area tersebut terpaksa ditutup demi keselamatan para pengunjung.
Selain itu, pada Gedung A terdapat keretakan di bagian atap yang menyebabkan kebocoran jika turun hujan.
"Secara safety Gedung A sebenarnya masih aman dikunjungi karena hanya bocor saja akibat retakan. Sehingga tidak nyaman bagi pengunjung karena basah ada genangan air," ungkapnya.
Sementara, pada Gedung B terdapat pelapukan kerangka kayu yang menopang atap bangunan.
Untuk itu, pihaknya terpaksa menyangga atap di Gedung B dengan bilah-bilah bambu besar supaya tidak roboh.
"Struktur atap bangunannya keropos karena bagian kerangka utama yang terbuat kayu jati sudah lapuk termakan usia. Kelembaban juga tinggi karena terkena hujan dan panas. Kayunya juga dimakan serangga," ujarnya.
Dia mengatakan kerusakan juga terdapat pada pagar pembatas di sisi Timur yang memisahkan kawasan museum dengan Jalan Inspeksi.
"Jadi pondasi pagar sudah tidak layak ditakutkan ambruk mengenai mobil, motor atau orang yang berlalu lalang di luar pagar," ucapnya.
Pihaknya bakal melakukan renovasi secara bertahap yang diperkirakan memakan biaya sebesar Rp 4,8 miliar dari PT KAI Persero.
"Informasi awal perkiraan mencapai Rp 4,8 miliar. Itu hitungan secara kasar tapi belum ada detail informasi lagi apakah naik. Masih tahap perhitungan lebih lanjut," jelasnya.
Rencananya proses pengerjaan restorasi gedung akan mulai dilaksanakan pada tahun ini dengan melibatkan sejumlah tenaga ahli cagar budaya.
"Untuk bulannya kapan memang belum dapat informasi lebih lanjut. Proses pengerjaan multiyear jadi penyelesaian pekerjaan bakal melewati tahun 2022. Sehingga kemungkinan akan selesai pada tahun 2023," ungkapnya.