Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Candi Hindu di Indonesia Lengkap dengan Lokasi dan Sejarahnya

Kompas.com - 15/05/2022, 19:58 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Peninggalan sejarah penyebaran agama Hindu di Indonesia bisa diamati dari keberadaan candi.

Berbagai candi dengan corak Hindu bisa ditemukan di beberapa tempat di Indonesia.

Baca juga: Ciri Khas Candi Hindu di Indonesia serta Contohnya

Beberapa candi telah mengalami pemugaran sejak zaman kolonial, bahkan hingga saat ini.

Baca juga: Ciri Khas Candi Buddha di Indonesia serta Contohnya

Berikut beberapa candi Hindu di Indonesia beserta lokasi dan sejarah singkatnya yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.

Baca juga: 10 Candi Buddha di Indonesia, Lengkap dengan Lokasi dan Sejarahnya

1. Candi Prambanan

Upacara Abhiseka di Candi Prambanan Sebagai Peringatan Peresmian oleh Rakai Pikatan Tahun 856 M.Tribun Jogja Upacara Abhiseka di Candi Prambanan Sebagai Peringatan Peresmian oleh Rakai Pikatan Tahun 856 M.

Candi Prambanan terletak di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo yang sebagian termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman dan sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Kabupaten Klaten.

Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia yang telh ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan budaya dunia pada tahun 1991.

Selain dkenal sebagai persembahan untuk dewa Trimurti, candi ini juga identik dengan kisah Rara Jonggrang dan Bandung Bandawasa. 

Kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya.

2. Kompleks Candi Dieng

Candi Arjuna DiengKOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Candi Arjuna Dieng

Candi Dieng merupakan kumpulan candi yang terletak di kaki pegunungan Dieng, Wonosobo, Jawa tengah.

Kompleks di kawasan Candi Dieng dinamakan berdasarkan nama tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabharata yaitu Kelompok Candi Arjuna, Kelompok Candi Gatotkaca, Kelompok Candi Dwarawati dan satu candi yang berdiri sendiri adalah Candi Bima.

Kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun antara akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9 atas perintah raja-raja dari Wangsa Sanjaya.

3. Candi Gedong Songo

Candi Gedong SongoShutterstock Candi Gedong Songo

Candi Gedong Sanga terletak di puncak G. Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Sumowono, Semarang, Jawa Tengah.

Menilik gaya arsitektur dan letaknya, candi Hindu Syiwa ini diduga berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Meskipun belum diketahui kapan tepatnya candi ini dibangun, namun lokasinya yang berada di daerah perbukitan mendasari dugaan bahwa candi ini dibangun pada masa awal perkembangan agama Hindu di Jawa, yaitu pada masa pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya.

Pada masa itu dataran tinggi atau perbukitan dianggap sebagai perwujudan dari 'kahyangan', tempat bersemayam para dewa.

4. Candi Jago

Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, nama candi ini yang sebenarnya adalah Jajaghu yang berarti “keagungan” dengan percampuran unsur agama Hindu dan Buddha.

Diketahui bahwa Raja Wisnuwardhana yang memerintah Singasari menganut agama Syiwa Buddha.

Ajaran Buddha tercermin dalam relief cerita Tantri Kamandaka dan cerita Kunjarakarna yang terpahat pada teras paling bawah. Sementara pada dinding teras kedua terpahat lanjutan cerita Kunjarakarna dan petikan kisah Mahabarata yang memuat ajaran agama Hindu, yaitu Parthayajna dan Arjuna Wiwaha.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com