Namun, menurut Heroe, ada beberapa tipe sampah yang bisa diupayakan untuk bisa diolah bersama sesuai dengan kapasitas masing-masing.
"Termasuk pemisahan organik dan anorganik nanti kan pengolahannya itu. Yang anorganik nanti kita olah menjadi batako dan segala macam. Yang organik nanti bisa diolah menjadi pupuk sampai makan ikan dan segala macam," jelas Heroe.
Terkait lahan pengolahan sampah yang akan dibangun oleh Pemkot Yogyakarta Heroe mengtakan pihaknya memilih lahan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca juga: TPST Piyungan Dibuka, Ini Kesepakatan Warga dengan Pemda DIY
Lahan nantinya yang dipilih nanti berada di Kabupaten Bantul, tetapi dia belum mengungkapkan di mana lokasi tepatnya, lahan yang digunakan nanti kurang lebih seluas 2 hektar.
"Kita enggak bisa membangun di luar kawasan RTRW untuk sampah," ucap Heroe.
Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan warga sekitarnya dan ia berharap tidak terjadi penolakan oleh warga.
Pasalnya, Pemkot Yogyakarta membangun pengolahan sampah bukan membuat pembuangan sampah.
"Kita sudah komunikasi dengan penduduk setempat dan insya allah sudah tidak ada masalah karena di sana tidak dibuang tapi diolah sehingga tidak akan terjadi penumpukan seperti ini. Artinya nanti kita bisa buat pengolahan pembuangan," bebernya.
Baca juga: TPST Piyungan Ditutup, Begini Cara Pemda Bantul Tangani 15 Ton Sampah di Parangtritis
Disinggung soal anggaran yang dibutuhkan Heroe mengaku tidak mengetahui secara pasti, menurut perkiraannya anggaran yang digelontorkan untuk membuat generator sampah anorganik sebesar Rp 15 miliar.
"Saya enggak begitu hafal tapi kita ada yang peralatan generator anorganik itu ada yang sampai Rp 15 miliar kapasitas antara 40-50 ton," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.