KOMPAS.com - Tradisi Lebaran Ketupat di sejumlah daerah sempat terhenti karena adanya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.
Kini, setelah adanya pelonggaran yang dilakukan pemerintah, para warga bisa melepas rindu merayakan tradisi Lebaran Ketupat yang diadakan tujuh hari pasca-Idul Fitri.
Di Solo, Trenggalek, dan Blitar, warga beramai-ramai mendatangi acara Lebaran Ketupat.
Berikut potret kemeriahannya yang dirangkum Kompas.com.
Baca juga: Sejarah Ketupat, Masakan Khas Lebaran Sejak Zaman Kerajaan Demak
Setelah absen selama dua tahun, Grebeg Syawalan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Jawa Tengah, kembali diadakan, Minggu (8/5/2022).
Pada momen Lebaran Ketupat 2022 ini, TSTJ membagikan 3.000 ketupat dan sayuran hasil bumi kepada warga.
Sebelum dibagikan, ketupat yang disusun seperti gunungan tersebut dikirab dari halaman TSTJ menuju area danau kebun binatang itu.
Baca juga: 2 Tahun Tak Digelar, Grebeg Syawalan TSTJ Solo Habiskan 3.000 Ketupat
Direktur Perumda TSTJ Bimo Wahyu Widodo mengatakan, kegiatan ini sempat terhenti selama dua tahun akibat pembatasan pandemi Covid-19.
"Setelah kegiatan Syawalan ini diperbolehkan kita melanjutkan tradisi yang ada. Terakhir kan 2019. Tradisi ini kita lanjutkan, alhamdulillah antusiasme pengunjung juga cukup banyak," ujarnya, Minggu.
Salah satu pengunjung, Sukinem (60), mengaku senang bisa memperoleh sayuran berupa kacang panjang dalam Grebeg Syawalan TSTJ.
"Nanti mau dimasak. Sudah dua kali ini saya ke sini ikut tradisi Grebeg Syawalan," ucapnya.
Selain pembagian ketupat, Grebeg Syawalan TSTJ juga dimeriahkan sendratari yang mengisahkan perjalanan hidup Jaka Tingkir menjadi Sultan Hadiwijaya sang Raja Mataram.
Baca juga: Menengok Lebaran Ketupat di Trenggalek, Diwarnai Pesta Kembang Api
Kemeriahan Lebaran Ketupat juga berlangsung di Desa Sukorame, Kecamatan Pogalan.
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu.
Warga setempat sering menyebut perayaan itu dengan Rioyo Kupatan.
Pada kegiatan ini, warga bisa mencicipi hidangan ketupat secara gratis sambil melihat pesta kembang api.
Salah satu warga Desa Sukorame, Vendi Santosa, menjelaskan, pada malam menjelang Lebaran Ketupat, warga dari berbagai wilayah memenuhi jalanan Desa Sukorame.
“Jalan selalu padat, karena warga Trenggalek dari berbagai penjuru, hingga luar kota datang,” ungkapnya, Minggu.
Baca juga: Momen Lebaran Ketupat, di Kota Malang Harga Daging Ayam Broiler Naik
Yang unik, para pemilik rumah mempersilakan setiap pengunjung untuk menikmati hidangan ketupat yang telah disediakan.
“Kami persilakan siapa saja bisa silaturahmi. Tidak ada batasan, siapa saja bisa menikmati hidangan ketupat selama masih ada,” jelasnya.
Menu wajib yang dihidangkan adalah ketupat dipadu sayur nangka muda. Ada juga menu-menu tambahan, seperti opor, bakso, maupun sate ayam.
Vendi menuturkan, Rioyo Kupatan kali ini dianggap lebih meriah dan ramai dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Karena selama dua tahun tidak ada perayaan Lebaran Ketupat karena pandemi Covid-19, maka tahun ini lebih ramai dan meriah dibanding sebelumnya,” terangnya.
Baca juga: Arus Balik Mulai Terlihat di Jembatan Suramadu, Pemudik Diimbau Pulang Usai Lebaran Ketupat