Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Wilayah Indonesia untuk Ambil Petasan, 4 WN Malaysia Dideportasi

Kompas.com - 08/05/2022, 14:47 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kantor Imigrasi Nunukan, Kalimantan Utara, mendeportasi empat Warga Negara (WN) Malaysia, Sabtu (7/5/2022). Sebelumnya, empat WN Malaysia itu diamankan Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–Malaysia karena memasuki wilayah Indonesia untuk ambil petasan.

Kepala Kantor Imigrasi Nunukan, Washington Saut Dompak Napitupulu mengungkapkan, empat WN Malaysia yang tercatat sebagai warga Pulau Bergusong tersebut tidak sengaja melintasi batas negara.

"Dari wawancara yang kami lakukan, mereka tidak bermaksud melintas ilegal. Mereka warga Pulau Bergusong yang berbatasan darat dengan Pulau Sebatik Indonesia. Mereka juga sering bermain voli bareng dengan warga di perbatasan RI," kata Washington, Minggu (8/5/2022).

Baca juga: Masuk Indonesia Untuk Ambil Kembang Api dan Petasan, 4 Warga Malaysia Diamankan Satgas Pamtas

Washington mengatakan, WN Malaysia itu masuk ke wilayah Indonesia untuk mencari keberadaan adiknya yang tak kunjung pulang setelah bermain voli di perbatasan Pulau Sebatik.

"Yang diamankan empat orang WN Malaysia, masing-masing, BB (30) dan KM (17), serta dua remaja putri bernama NL (27) dan NN (15). Nah, NN inilah yang dicari-cari keluarganya karena belum pulang sampai malam," ujarnya.

Baca juga: Destinasi Wisata Pulau Sebatik Diserbu Pengunjung, Polisi Turun Tangan

Karena itu, Washington menyebut, ada miskomunikasi yang terjadi dalam penangkapan oleh Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 18/Komposit Buritkang.

"Kalau dari unsur keimigrasian, keempat orang tersebut berada di wilayah yang sering menjadi tempat berkumpul masyarakat sekitar, baik masyarakat Indonesia maupun Malaysia. Atas pertimbangan itulah kami melakukan deportasi," jelasnya.

Terkait dengan petasan yang dipesan oleh WN Malaysia itu, Washington menyebut tidak ada persoalan atau pelanggaran yang terjadi. Apalagi, ukuran mercon yang dipesan dari Sei Nyamuk, Sebatik, berukuran tidak lebih dari 2 inci.

Merujuk Peraturan Kapolri (Perkap) nomor 17 tahun 2017 tentang Perizinan, Pengamanan, Pengawasan dan Pengendalian Bahan Peledak Komersial yang bidang pengawasannya ditangani intelijen, pembelian dan penggunaan mercon ukuran 2 inci tidak memerlukan izin.

"Selain pertimbangan soal tidak ada kesengajaan melintas dan berada di zona kumpul Indonesia–Malaysia, polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap mereka. Polisi mengatakan tidak ada masalah dengan petasannya. Aturannya, tidak boleh menahan lebih dari 1x24 jam. Itulah mengapa kita deportasi cepat," jelas Washington.

Sebelumnya diberitakan, Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–Malaysia, Batalyon Artileri Medan (Armed) 18 Komposit Buritkang, mengamankan empat Warga Negara (WN) Malaysia pada Kamis (5/5/2022) malam.

Baca juga: Heboh Dugaan Penyelundupan Nibung ke Malaysia, Ini Langkah Nelayan Bagan Sebatik

Dansatgas Pamtas RI-Malaysia Yonarmed 18/Komposit Letkol Arm Yudhi Irawan mengatakan, empat WN Malaysia tersebut terdiri dari satu keluarga. Yakni, dua laki-laki bernama BB (30), dan KM (17), serta dua remaja putri bernama NL (27), dan NN (15). Mereka adalah warga Pulau Bergusong, Malaysia.

"Awalnya kami mencurigai ada empat anak remaja warga Pulau Sebatik, pada tengah malam membawa karung di area patok batas negara. Mereka tidak tahu apa isi karung tersebut dan bingung akan diberikan ke siapa," ujarnya, Jumat (5/5/2022).

Saat diperiksa, isi karung tersebut adalah petasan dan kembang api berbagai jenis.

Hasil penelusuran Satgas Pamtas Yonarmed 18/Komposit, kembang api dan mercon tersebut merupakan pesanan WN Malaysia yang akan dibawa ke wilayah Bergosong, sebuah pulau di wilayah Sabah Malaysia, yang berjarak cukup dekat dengan Pulau Sebatik Indonesia.

"Petasan dan kembang api dipesan di Sei Nyamuk Sebatik oleh WN Malaysia. Adapun mengapa yang membawanya itu anak-anak remaja, ternyata anak-anak ini saling mengenal dan sering bermain voli sama-sama di Aji Kuning Sebatik," ujarnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com