Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Petuk Berlinang Air Mata Terima Donasi Kemanusiaan dari Pembaca Kompas.com

Kompas.com - 01/05/2022, 10:17 WIB
Markus Makur,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

DAMPEK, KOMPAS.com - Petrus Piatu Nalele (32) guru Tambahan Ruang Kelas (TRK) Larok Mbijar, Desa Satar Kampas, Kecamatan Lambaleda Utara (LAUT), Kabupaten Manggarai Timur, NTT, berterima kasih atas donasi dari pembaca Kompas.com.

Donasi dari tersebut diserahkan kepada pria yang disapa Guru Petuk itu pada Jumat, (29/4/2022) pukul 15.00 Wit.

Donasi kemanusiaan berupa buku 5 dus dan dana yang sudah ditransfer di rekening Guru Petuk. Donasi yang terkumpul Rp 1.183.000.

Sementara bantuan buku bacaan berasal dari CSR Kompas Gramedia melalui program #AkuBaca.

Penyerahan donasi dilakukan di samping rumahnya di Dampek, Desa Satar Padut.

Guru Petuk berlinang air mata saat menerima donasi tersebut. 

Baca juga: Kisah Guru Petuk di Pedalaman NTT, Cari Kayu Selepas Mengajar untuk Penuhi Kebutuhan Keluarga

”Terimakasih banyak atas bantuannya, besar rasa syukur kami menerima kebaikan dari pembaca Kompas.com, adanya bantuan ini menjadi amanah untuk saya mengajar dengan lebih baik lagi," kata dia.

Donasi buku sebanyak 5 dos kurang lebih 200 judul buku ini memberikan energi tambahan untuk terus mengabdi bagi generasi Indonesia cerdas di pedalaman Manggarai Timur.

Guru Petuk siap mendirikan taman baca bagi anak-anak Dampek di luar jam mengajarnya.

Bahkan, ia akan dari rumah ke rumah sambil membawa buku untuk melatih, membimbing, mengajak anak-anak usia sekolah membaca dan menulis.

"Saya siap mendirikan Taman Baca di sekitar rumah sebab donasi buku dari Kompas.com sudah diterima. Selain itu, saya siap mendatangi rumah-rumah siswa dan siswi untuk membimbing, melatih dan mengajak mereka membaca dan menulis," ungkap dia, didampingi anggota keluarganya di samping rumah orangtuanya.

Guru Petuk tetap setia mengajar meski pendapatan guru di pedalaman Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak cukup untuk biaya hidup keluarga.

Baca juga: Mari Bantu Guru Petuk, Guru di Pedalaman NTT yang Jual Kayu Api untuk Kebutuhan Keluarga

Apalagi, banyak kendala yang harus ia dihadapi. Pengabdiannya menjadi guru tak sebanding dengan upahnya sebagai honorer yang bahkan seringkali telat dibayar.

Guru Petuk, setiap harinya harus pergi mengajar berjalan kaki dengan jarak 3 kilometer.

Tak berhenti di situ, untuk bisa tetap menghidupi keluarganya, ia juga harus mencari kayu api sejauh tujuh kilometer atau memanjat puluhan pohon kelapa, pohon asam untuk tambahan pendapatan untuk hidup keluarga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com