Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skula Adat Penjaga Mandat Leluhur Diluncurkan di Tanah Rejang Bengkulu

Kompas.com - 28/04/2022, 06:56 WIB
Firmansyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Daerah Taneak Jang, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu meresmikan peluncuran Skula Adat Penjaga Mandat leluhur pada Rabu, (27/4/2022).

Peresmian sekolah yang mengedepankan pendidikan adat sebagai komponen bahan ajarnya ini dihadiri langsung oleh Bupati Lebong Kopli Ansori.

"Konsep pendidikan ini kami bangun sebagai bentuk keprihatinan dan tanggung jawab kami terhadap kondisi anak kutoi Jang (anak Suku Rejang) yang kini semakin jauh dari tradisi dan budayanya," kata Ketua AMAN Daerah Taneak Jang Rafik Sanie di Amen, Lebong dalam rilisnya diterima kompas.com, Rabu (27/4/2022).

Baca juga: Sri Hartini, Perempuan Penjaga Hutan Adat Wonosadi di Yogyakarta: Demi Mata Air, Bukan Air Mata

Skula Adat 'Penjaga Mandat Leluhur' ini sengaja menggunakan dialek Rejang untuk penyebutan istilah sekolah.

Dalam praktiknya, sekolah ini akan mengajarkan bagaimana pengetahuan mengenai aksara Ka Ga Nga, seni sastra lisan Rejang seperti Neanei, Berejung, Sambei, dan Syaer.

Selain itu, siswa juga akan belajar mengenai cara membuat anyaman seperti Beronang, Tampa, Bakul Sirih, Cakik, Bubu dan lainnya.

"Bahkan ada juga pelajaran mengenai permainan tradisional asli Rejang, alat musik tradisional, dan hal lain yang terkait mengenai identitas suku Rejang," kata Rafik.

Sejauh ini, Rafik mengaku, sudah ada lebih dari 40 orang yang telah mendaftar sebagai peserta belajar di Skula Adat. Dengan usia pesertanya pun bervariasi, mulai dari 5 tahun hingga usia 25 tahun. "Jadwal belajarnya setiap Jumat sore dan Minggu Pagi," katanya.

Penjaga Tradisi

Bupati Lebong Kopli Ansori mengaku mengapresiasi inisiatif pendirian sekolah adat yang digagas oleh AMAN Daerah Taneak Jang. Ia menilai bahwa upaya membentengi generasi dengan pengetahuan soal adat istiadat dan budaya bisa menjadi bekal majunya sebuah daerah.

"Maju dan suksesnya sebuah daerah mesti diawali dengan penguasaan soal budayanya. Kalau ini sudah dikuasai maka tak akan ada halangan menghadapi era globalisasi," kata Kopli.

Dikatakannya, Skula Adat ini bisa menjadi ruang yang bisa mengumpulkan pengetahuan leluhur Suku Rejang yang diwariskan secara turun temurun. Seperti acara ritual, cerita atau bertutur, menganyam, bercocok tanam, tari-tarian dan lain sebagainya.

"Skula Adat bisa mendorong generasi kita memiliki keterikatan dengan budayanya kembali," kata Kopli.

Baca juga: Jeritan Masyarakat Adat Dayak Agabak Ketika 5 Desanya Terancam Hilang akibat Dicaplok Perusahaan Kelapa Sawit

Sementara itu, Ketua AMAN Wilayah Bengkulu Deftri Hardianto menyebutkan saat ini AMAN memang secara khusus telah membentuk Yayasan Pendidikan Masyarakat Adat Nusantara (YPMAN) yang memang memfokuskan diri pada pembentukan sekolah-sekolah adat.

Selama ini, kata Deftri, selama beberapa generasi sistem pendidikan di Indonesia telah memberangus kekhasan pengetahuan yang dimiliki masyarakat adat melalui penyeragaman budaya. Akibatnya, anak-anak yang mengenyam pendidikan di sekolah formal, cenderung menjauh dari nilai-nilai adat mereka.

"Anak-anak kita diajarkan bahwa keberhasilan itu berarti meninggalkan wilayah dan budaya mereka. Pendidikan nasional kita cuma mengajarkan ilmu pergi dan membuat orang lupa pulang ke kampungnya," kata Deftri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com