Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Tragedi Ledakan Petasan yang Terus Berulang Jelang Lebaran

Kompas.com - 26/04/2022, 08:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Malam takbir di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (12/5/2021), berubah duka.

Empat orang terenggut nyawanya akibat ledakan petasan, sedangkan tiga lainnya terluka.
Mereka adalah peracik petasan.

Berdasarkan pemeriksaan polisi terhadap saksi, ledakan diduga dipicu oleh beberapa orang yang merokok saat meracik petasan.

"Hasil pemeriksaan saksi, dari tujuh orang yang meracik petasan itu, waktu memasukkan bubuk petasan ke selongsong, separuhnya sambil merokok," ujar Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kebumen AKBP Piter Yanottama, Kamis (13/5/2021).

Untung (55), ayah salah satu korban meninggal, mengatakan bahwa petasan itu dibuat oleh putranya dan pemuda setempat.

Petasan itu dirakit untuk memeriahkan Lebaran.

Baca juga: Fakta Baru Ledakan Petasan di Kebumen, Diduga Peracik Merokok, Korban Bertambah

Ledakan petasan di Ponorogo

JEBOL—Tembok lantai dua rumah korban jebol setelah mercon meledak hingga menewaskan kakak beradik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (28/4/2021).KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI JEBOL—Tembok lantai dua rumah korban jebol setelah mercon meledak hingga menewaskan kakak beradik di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (28/4/2021).

Beberapa hari sebelumnya, ledakan petasan membuat kakak-beradik tewas.

Diduga saking kuatnya ledakan, membuat tubuh korban terpental hingga beberapa meter dari lokasi kejadian.

Peristiwa tersebut terjadi di Dukuh Ngasinan, Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (27/4/2021) malam.

Kepala Desa Sukorejo Supriyanto menjelaskan, banyak warga yang kaget akibat ledakan itu.

“Warga kaget karena suara sangat keras sekali,” ucapnya, Rabu (28/4/2021).

Kapolres Ponorogo kala itu, AKBP Mochamad Nur Azis, menuturkan, petasan yang diracik korban diduga akan diledakkan saat Lebaran.

Nur Azis menduga, mercon tersebut akan diledakkan lewat balon udara. Ini didasarkan dari bukti temuan di lokasi kejadian.

Di lokasi kejadian, polisi menemukan bahan pembuat mercon berupa bubuk mesiu, selongsong petasan, dan kayu pencetak selongsong.

Baca juga: Fakta-fakta Ledakan Mercon di Ponorogo, Terdengar hingga 7 Kilometer, 2 Peracik Tewas

 

Ledakan petasan di Sleman

Tim Jibom Gegana Brimob Polda DIY mengumpulkan barang bukti di lokasi rumah yang roboh diduga akibat ledakan petasan di Ploso Kuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (22/4/2022). Hingga saat ini polisi masih menyelidiki ledakan yang diduga berasal dari petasan yang merobohkan satu rumah.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Tim Jibom Gegana Brimob Polda DIY mengumpulkan barang bukti di lokasi rumah yang roboh diduga akibat ledakan petasan di Ploso Kuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (22/4/2022). Hingga saat ini polisi masih menyelidiki ledakan yang diduga berasal dari petasan yang merobohkan satu rumah.

Ledakan petasan kembali terjadi.

Kali ini, lokasi kejadian berada di Dusun Plosokuning 5, Kelurahan Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (22/4/2022).

Lagi-lagi, petasan itu direncanakan saat Idul Fitri. Bahan-bahan pembuatan petasan disimpan di sebuah rumah kosong.

Tak ada korban jiwa dalam ledakan ini.

Meski demikian, ledakan mengakibatkan rumah tersebut hancur. Ledakan juga membuat sejumlah rumah warga rusak.

Ketua RT 022 RW 009 Plosokuning Iwan Triantoro mengungkapkan, ketika Lebaran, warga di daerahnya rutin menyalakan petasan.

Baca juga: Tiga Ledakan Hancurkan Rumah di Sleman, 8 Lainnya Rusak, Diduga akibat Petasan

Namun, ia tak mengetahui ada bahan petasan yang disimpan di rumah itu.

"Saya enggak tahu mulai pembuatannya, berapa banyak bahannya saya tidak tahu. Cuma dari rekan-rekan pemuda saya tadi minta informasi sejujur-jujurnya ada yang menyampaikan 3 kilo, terus ada mercon renteng berapa meter, masih simpang siur," bebernya, Jumat.

Wakil Komandan Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda DIY AKP Suripto menerangkan, di lokasi kejadian ditemukan tiga bahan pembuat petasan, yaitu sulfur, klorat, dan bubuk arang.

"Ketiga unsur tadi manakala diramu, diracik itu dengan perbandingan yang sesuai akan menghasilkan low explosive," ungkapnya, Jumat.

Mengenai penyebab ledakan, Suripto menduga karena faktor lingkungan.

"Faktor lingkungan ada panas, kemudian mungkin ada faktor lingkungan yang lain dan sebagainya yang itu bisa memicu menghasilkan dari gesekan benturan dan sebagainya dan akan memicu dari bahan itu," paparnya.

Baca juga: Rumah yang Hancur akibat Ledakan di Sleman Digunakan untuk Racik Bahan Petasan

 

Pandangan budayawan

Kapolres Kebumen, AKBP Piter Yanottama memimpin langsung olah TKP tragedi ledakan petasan yang merenggut empat nyawa di di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (12/5/2021) sore.Dok Humas Polres Kebumen Kapolres Kebumen, AKBP Piter Yanottama memimpin langsung olah TKP tragedi ledakan petasan yang merenggut empat nyawa di di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (12/5/2021) sore.

Meski petasan mempunyai potensi risiko yang besar, kenapa warga suka menyalakannya?

Budayawan, Andrik Purwasito, menjelaskan, petasan merupakan cara masyarakat untuk meluapkan kegembiraan atas datangnya Hari Raya.

“Mereka menyambut Hari Raya dengan bersenang-senang,” tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/4/2022).

Walau petasan berpotensi mengancam keselamatan diri sendiri dan orang lain, tetapi karena alasan kesenangan tersebut, potensi risiko tidak dipedulikan.

“Karena sangat menyenangkan, karena ini budaya populer, sehingga hal-hal yang bersifat membahayakan segera tertutupi,” terangnya.

Baca juga: Kenapa Orang Suka Menyalakan Petasan Saat Lebaran? Ini Penjelasan Budayawan

Guru besar bidang Ilmu Komunikasi Lintas Budaya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini menilai, maraknya petasan disebabkan lemahnya kontrol keamanan dan kontrol sosial.

Dari sejumlah kasus, ledakan petasan kerap terjadi di desa. Mengapa?

Terkait hal itu, Andrik menyorot soal budaya permisif masyarakat desa.

“Di desa, kegiatan-kegiatan seperti itu dimaklumi. Mereka sangat permisif. Mereka membolehkan sesuatu yang sebenarnya dilarang. Kalau di kota, begitu ada ledakan petasan, orang-orang akan protes,” jelasnya.

Baca juga: Tangan Bocah di Kediri Hancur Kena Ledakan Petasan yang Sempat Dikira Gagal Meledak

Kepala Program Studi S-3 Kajian Budaya UNS ini memandang, polisi juga sulit mengontrol kegiatan warga yang berkaitan dengan peracikan petasan.

“Kepolisian cuma ada hingga kecamatan, tak ada hingga di level desa. Mereka sulit mengontrol.

Untuk mengantisipasi berulangnya tragedi ledakan petasan, Andrik meminta pihak kepolisian maupun perangkat desa untuk meningkatkan pengawasan.

“Kalau ada patroli dan kemudian (peracik petasan) ditangkap, ndak berani orang-orang (membuat petasan),” sebutnya.

Baca juga: Detik-detik Rumah di Sleman Hancur Diduga karena Ledakan Petasan, Warga: Suaranya Sangat Keras

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepasang Kekasih Gadaikan Motor Rental, Uangnya untuk Modal Usaha Jualan Kalender

Sepasang Kekasih Gadaikan Motor Rental, Uangnya untuk Modal Usaha Jualan Kalender

Regional
Mobil yang Terbakar hingga Merembet ke Rumah Warga di Banyumas Diduga Bawa BBM, Sopirnya Kabur

Mobil yang Terbakar hingga Merembet ke Rumah Warga di Banyumas Diduga Bawa BBM, Sopirnya Kabur

Regional
Permudah Koordinasi Bencana, Gubernur Sumbar Berkantor di Bukittinggi

Permudah Koordinasi Bencana, Gubernur Sumbar Berkantor di Bukittinggi

Regional
9 Nama Lain Bakwan di Berbagai Daerah, Ada Bala-bala dan Ote-ote

9 Nama Lain Bakwan di Berbagai Daerah, Ada Bala-bala dan Ote-ote

Regional
Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Pembina Pramuka di Palembang

Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Pembina Pramuka di Palembang

Regional
Aksi Nekat Pria di Konawe, Terobos Paspampres hingga Bikin Jokowi Nyaris Terjatuh

Aksi Nekat Pria di Konawe, Terobos Paspampres hingga Bikin Jokowi Nyaris Terjatuh

Regional
Banjir Bandang Lembah Anai, 'Excavator' Terguling, 4 Pemandian Hancur

Banjir Bandang Lembah Anai, "Excavator" Terguling, 4 Pemandian Hancur

Regional
Marah Divideokan dan Ancam Tembak, Pria di Riau Ditangkap Polisi

Marah Divideokan dan Ancam Tembak, Pria di Riau Ditangkap Polisi

Regional
Putusnya Jalan Padang-Pekanbaru Buat Penjual Kue Khas Tak Bisa Jualan

Putusnya Jalan Padang-Pekanbaru Buat Penjual Kue Khas Tak Bisa Jualan

Regional
Sebuah Mobil Terbakar di Jalan Raya Tambak Banyumas, Apinya Merembet ke Rumah Warga

Sebuah Mobil Terbakar di Jalan Raya Tambak Banyumas, Apinya Merembet ke Rumah Warga

Regional
Unggah Video 'Nyabu' dan Sebut Kebal Hukum, 'Bang Jago' di Lampung Dicari Polisi

Unggah Video "Nyabu" dan Sebut Kebal Hukum, "Bang Jago" di Lampung Dicari Polisi

Regional
Tetapkan Jatuh Tempo PBB-P2 pada 31 Oktober, Pemkot Pematangsiantar Ajak Masyarakat Bayar

Tetapkan Jatuh Tempo PBB-P2 pada 31 Oktober, Pemkot Pematangsiantar Ajak Masyarakat Bayar

Kilas Daerah
KPU Sikka: Syarat Paslon yang Maju Pilkada Lewat Jalur Parpol Minimal Ada 7 Kursi DPRD

KPU Sikka: Syarat Paslon yang Maju Pilkada Lewat Jalur Parpol Minimal Ada 7 Kursi DPRD

Regional
3 Alat Musik Kalimantan Barat, Salah Satunya Sape

3 Alat Musik Kalimantan Barat, Salah Satunya Sape

Regional
Serap Jagung Petani di Sumbawa Sesuai Ketentuan Harga, Bulog Siapkan 3 Gudang

Serap Jagung Petani di Sumbawa Sesuai Ketentuan Harga, Bulog Siapkan 3 Gudang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com