Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Jaringan NII di Sumbar, Anggota DPR: Secara Kultur, Orang Minang Tidak Memiliki Kecenderungan Jadi Teroris

Kompas.com - 20/04/2022, 07:34 WIB
Perdana Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Anggota DPR RI Komisi II asal Daerah Pemilihan Sumatera Barat, Guspardi Gaus meminta Polri menjelaskan secara transparan soal Sumbar disebut sarang jaringan Negara Islam Indonesia (NII) dengan jumlah mencapai 1.125 orang.

Politisi PAN itu mempertanyakan kebenaran tentang jumlah anggota NII di Sumbar itu.

"Dari segi jumlah jelas sangat mengkhawatirkan dan mengindikasikan gerakan NII ini sangat aktif dan massif dilakukan," kata Guspardi kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2022).

Baca juga: Polisi: Kelompok NII Berkembang Masif, Anggota di Sumbar Ada 1.125 Orang

Menurut Guspardi, Bupati Dharmasraya, Bupati Tanah Datar, serta Gubernur Sumbar harus mengklarifikasi dan mengambil sikap terkait penangkapan dan keberadaan jaringan NII di Sumatera Barat.

Keterangan resmi dari kepala daeramenjadi sangat penting artinya.

"Jangan sampai ada anggapan pemerintah daerah  lalai dan abai menyikapi pernyataan dari pihak kepolisian. Implikasinya bisa kemana-kemana," beber Guspardi.

Guspardi menjelaskan, kabar itu membuat masyarakat bertanya-tanya, sebab selama ini tidak ada tanda-tandanya. Mereka juga prihatin seolah Sumbar sarang teroris.

"Ini tentu saja memberikan stigma tidak baik kepada Sumatera Barat, padahal secara kultur, orang Minang itu tidak memiliki kecenderungan jadi teroris lantaran ada landasan kultural ABS-SBK di Minangkabau,” kata Guspardi.

Baca juga: Densus Klaim Punya Bukti NII Sumbar Berencana Melengserkan Pemerintah Sebelum Pemilu 2024

Sebelumnya, Ketua DPRD Sumbar, Supardi meminta kepala daerah memberikan keterangan resmi untuk mengantisipasi terbangunnya anggapan Sumbar sarang teroris.

“Dinyatakan oleh pihak kepolisian, ada ratusan masyarakat yang terlibat NII tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan Tanah Datar. Hingga sekarang, kepala daerah belum memberikan keterangan resmi. Agar lebih pasti mereka harus turun langsung untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya terkait jaringan tersebut,” kata Supardi yang dihubungi Kompas.com, Minggu (17/4/2022) di Padang.

Supardi mengatakan, sebagai unsur pemerintah provinsi, pihaknya belum mengetahui konteks terorisme yang diusung NII, apakah itu pemberontakan atau ajaran garis keras.

Ketika persoalan ini terus bergulir dan pemerintah daerah diam, dampaknya bisa lebih berbahaya. Sumbar bisa dikatakan sarang teroris, karena basis NII.

Supardi mengatakan, hingga sekarang pemerintah daerah belum mengambil sikap. Akibatnya pihak luar pun akan menilai stigma itu benar, karena tidak ada klarifikasi.

Baca juga: Densus Sebut Kelompok NII di Sumbar Libatkan Anak di Bawah Umur Lakukan Perekrutan

Sebelumnya diberitakan, kepolisian menyatakan, perkembangan kelompok teroris jaringan Negara Islam Indonesia (NII) masif di Indonesia.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebutkan, jaringan NII telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

"Jaringan NII sudah berkembang masif di Indonesia antara lain Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Sumatera Barat," ucap Ramadhan kepada wartawan, Selasa (12/4/2022).

Jumlah anggota NII di Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 1.125 orang. Dari jumlah itu, 400 orang adalah personel aktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com