Namun, bonus yang dijanjikan pun belum cair meski pemerintah daerah mengatakan pada April 2022 bonus itu ditransfer.
Secara garis besar, Sutji menyoroti para atlet di Indonesia tidak memiliki kesempatan bersaing di kancah internasional dan kemudian tertahan untuk dikirim ke luar negeri karena dikatakan belum cukup berprestasi.
Lalu semua argumen itu disatukan dengan alasan masalah pendanaan, kurangnya struktur organisasi yang efisien, dan minimnya perencanaan yang efektif.
"Oleh karena itu kita memiliki banyak atlet di Indonesia yang telah menjadi korban dari sistem yang tidak maksimal ini," kata Sutji.
Sutji menegaskan, Indonesia membutuhkan rekonstruksi besar-besaran dalam sistem organisasi olahraganya.
"Jika kita ingin mencetak atlet elite sekelas internasional, program jangka panjang harus menjadi prioritas," kata Sutji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.