Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibangun 1933, Masjid Jami Jomblang Semarang Kokoh Berdiri dengan Keasliannya

Kompas.com - 16/04/2022, 10:27 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Berkunjung ke Jalan Jomblang Barat I, Kelurahan Candi, Kecamatan Candisari, Semarang, Anda akan menjumpai Masjid Al-Amin atau lebih dikenal dengan Masjid Jami Jomblang.

Bangunannya tampak sederhana, berwarna hijau dengan empat pintu kayu sebagai penghubung utama. Serambi masjidnya tidak terlalu luas, pula tidak begitu kecil.

Saat Kompas.com berkunjung ke Masjid Jami Jomblang sore itu, aktivitas di masjid sedang bergeliat. Warga, mulai anak-anak hingga orang dewasa datang memenuhi serambi untuk melaksanakan kajian sore menjelang berbuka puasa.

Baca juga: Mengenal Masjid Salman Rasidi, Kolaborasi Kearifan Lokal dan Teknologi di Soreang Bandung

Masjid yang dibangun pada 1933 ini masih terlihat kokoh. Di antara pintu masjid, terpasang dua prasasti bertuliskan aksara Arab pegon dan ejaan kuno.

Bagian utama masjid ini pun masih asli, termasuk lantai dari tegel berwarna kuning dan merah yang mengkilat.

Jendelanya unik. Terbuat dari kayu jati model kuno, diatasnya terukir besi sebagai ventilasi.

Pengurus Masjid Jami Jomblang Hardi Tahir mengatakan, pada tahun 2006, masjid yang disebut sebagai masjid Nahdlatul Ulama (NU) tertua ini diperbaiki agar terlihat lebih modern dan menarik.

"Sudah lama, kemudian dicat kembali biar terlihat bagus. Tapi untuk bangunan temboknya, kami tidak pernah mengganti. Masih asli sejak dulu," tutur kepada Kompas.com, Jumat (15/4/2022).

Di samping itu, keaslian empat saka dari kayu berwarna coklat juga masih menjadi penyangga pada bagian utama masjid.

Menurut Tahir, dulunya masjid ini didirikan oleh lima tokoh penting, seperti Kiai Haji (KH) Bukhori, KH Ridwan, KH Rusdi, KH Anwar, dan KH Salim. Tepatnya pada 3 September 1993.

Menariknya, mimbar khotbah masjid juga tak sedikitpun diubah oleh pengurus ataupun masyarakat sekitar. Bertingkat, menempel di tembok tepat sebelah tempat imam.

"Temboknya pun lebih tebal dan lebar. Kalau dulu penataan batu batanya memalang, beda dengan sekarang," tutur Tahir.

Baca juga: Mengenal Masjid An-Nur, Masjid Terapung di Sikka NTT

Hingga saat ini, Masjid Jami Jomblang sering dijadikan kiblat aktivitas keagamaan. Pasalnya, masjid ini sudah resmi dikelola oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang sejak tahun 2013.

"Kegiatan kami tidak jauh dari tradisi keagamaan NU, ada yasinan, tahlilan, dzibaan, juga pengajian," jelas Tahir.

Selama bulan Ramadhan, Masjid Jami Jomblang juga memiliki tradisi yang masih terjaga hingga saat ini. Trasisi Jaburan namanya.

Sore hari menjelang buka puasa, warga berbondong-bondong menuju masjid. Mereka duduk membentuk lingkaran, lantas mendengarkan kajian ceramah dari ustadz.

"Sebelum mulai baca asmaul husna, lalu kajian, terus berbuka puasa bersama," ungkap Tahir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAD Maruli Simanjuntak Memimpin Penanaman 1.000 Pohon Mangrove di Merauke

KSAD Maruli Simanjuntak Memimpin Penanaman 1.000 Pohon Mangrove di Merauke

Regional
8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

8 Orang di Dompu Dilarikan ke Puskesmas Usai Digigit Anjing Diduga Rabies

Regional
Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Regional
Ini Daftar 90 Caleg DPRD Kabupaten Serang dan Cilegon Terpilih

Ini Daftar 90 Caleg DPRD Kabupaten Serang dan Cilegon Terpilih

Regional
Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, 'Sparepart' Dibongkar lalu Dijual

Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, "Sparepart" Dibongkar lalu Dijual

Regional
Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Regional
Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com