Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Hens Songjanan, Pengamat Sebut TNI Tidak Perlu Tunduk pada Tekanan Publik dan Politik

Kompas.com - 15/04/2022, 20:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus Hens Songjanan menjadi sorotan masyarakat.

Siswa Sekolah Calon Tamtama (Secata) TNI Angkatan Darat Resimen Induk Kodam (Rindam) XVI/ Pattimura ini sempat dikeluarkan lantaran masalah dokumen kewarganegaraan orangtuanya.

Status kependudukan ayahnya, yang merupakan eks nelayan asing asal Myanmar, dicabut oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tual, Maluku.

Mikael Songjanan, ayah Hens, tidak memiliki izin tinggal terbatas (itas) maupun izin tinggal tetap (itap).

Permasalahan ini mendapat sorotan dari Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Maluku Benediktus Sarkol hingga Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut.

Hillary, yang diwakili staf ahlinya, Fauzan Rahawarin, bahkan melayangkan surat secara langsung kepada petinggi Mabes TNI.

Baca juga: Hens Songjanan, Pemuda yang Bermimpi Jadi Prajurit TNI, Dipecat Sebelum Pelantikan karena Ayahnya

Terkait permasalahan ini, pengamat militer, Khairul Fahmi, memberikan pandangannya.

Menurut Fahmi, TNI seharusnya tidak perlu tunduk pada tekanan publik dan politik.

TNI, kata Fahmi, harus jelas mengenai aturan main pada tahap proses seleksi prajurit.

“Kalau memang dia (Hens Songjanan) tidak memenuhi persyaratan rekrutmen TNI, ya tidak perlu tunduk pada tekanan publik dan politik,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/4/2022).

Pengamat dari Institute for Security and Strategic Studies ini mengatakan, ketegasan TNI  penting lantaran menyangkut tanggungjawab sebagai penjaga kedaulatan dan menegakkan keamanan negara.

Baca juga: Sempat Dipecat karena Ayahnya WN Myanmar, Hens Songjanan Calon Prajurit TNI Akhirnya Diterima Lagi

Mengenai kasus Hens Songjanan ini, Fahmi menilai bahwa hak Hens untuk menjadi prajurit TNI tidak dibatasi.

Adapun akar permasalahan ini yaitu penggunaan dokumen yang tidak sah.

“Ini bukan tentang pembatasan hak warga negara untuk jadi prajurit TNI, ini soal dokumen sah atau tidak sah,” ucapnya.

Baca juga: Soal Calon Prajurit TNI Hens Songjanan, Jenderal Dudung: Minggu Depan Dia Akan Dilantik

Dokumen, terutama menyangkut status kewarganegaraan, sangat penting dalam proses rekrutmen calon prajurit TNI.

Fami menuturkan, rekrutmen merupakan pintu masuk pertama ke dalam tubuh TNI. Dalam proses ini, TNI harus menyortir secara ketat.

“Pendaftar harus ada dokumen yang jelas. Jangan sampai kecolongan. Soal kewarganageraan, kalau kecolongan bisa jadi masalah. Pasalnya, ini terkait dengan tanggungjawab TNI menjaga kedaulatan negara,” ungkapnya.

Baca juga: Soal Hens Songjanan, Pengamat Sebut Pemecatan yang Dilakukan Kodam Pattimura Tak Salah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Regional
Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Regional
Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contraflow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contraflow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Video Viral Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Video Viral Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bappeda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bappeda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com