Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Bangunan Masjid yang Menyerupai Kapal di Semarang

Kompas.com - 06/04/2022, 18:17 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Ada satu masjid yang punya bentuk tidak biasa di Jalan Kyai Padak, Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Masjid Safinatun Najah namanya.

Karena bangunan masjid menyerupai lambung kapal, masyarakat lebih sering menyebut masjid kapal.

Bangunannya cukup besar, tinggi, dan sangat luas. Masjid ini memiliki tiga bagian utama.

Baca juga: Istiqlal Jadi Masjid Ramah Lingkungan Pertama di Dunia Bersertifikat EDGE

Di lantai 1, digunakan sebagai gedung pertemuan. Lantai 2, ruangan khusus untuk sholat dan ibadah lainnya. Sedangkan di lantai 3 digunakan untuk istirahat.

Uniknya, ada rooftop di bagian atas yang memperlihatkan pemandangan alam yang asri, seperti bukit dan persawahan.

Masjid yang dibangun pada 2015 ini belum mengalami renovasi hingga sekarang. Temboknya yang putih, masih tampak kokoh berdiri.

Salah satu pekerja Masjid Kapal, Jatmiko (60) mengatakan, arsitektur masjid ini berasal dari Pekalongan.

Baca juga: 5 Masjid di Batam, Tempat Wisata Religi dan Bisa Melihat Singapura

Konsep dari masjid ini memang dibuat sebagai tempat wisata, tidak heran di depan masjid terdapat sejumlah warung pedagang.

"Kalau Ramadhan di siang hari warung pada tutup, bukanya sore sampai malam," ucap Jatmiko kepada Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Jam operasional Masjid Kapal dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga malam hari, kondisional sesuai kedatangan pengunjung.

Menurut Jatmiko, tidak sedikit pengunjung yang datang dari luar kota, seperti Kudus, Jakarta, Bandung, Surabaya hingga Medan.

"Kalau malam tetap dibukakan, kan kasihan kalau datang dari jauh-jauh tapi tidak jadi tahu dalamnya Masjid Kapal," ucap Jatmiko.

Baca juga: Sejarah Masjid Agung Assyuhada Pamekasan, Simbol Perjuangan Mujahid Perang

Sementara itu, pengunjung yang datang hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 3000. Dengan begitu, imbuh Jatmiko, masyarakat bisa tertarik untuk berkunjung ke Masjid Kapal.

Lebih jelas, Jatmiko mengatakan jika Masjid Kapal sempat tutup selama tujuh bulan di awal pandemi.

Hal tersebut sangat mempengaruhi ketertarikan pengunjung terhadap keunikan masjid seluas 2.500 meter itu.

"Namun sekarang pengunjung sudah mulai berdatangan, apalagi kalau weekend dan tanggal merah. Semoga nanti lebaran tambah ramai lagi," kata dia.

Salah satu pengunjung, Heri Pujiono sengaja datang ke Masjid Kapal hanya untuk jalan-jalan.

Warga asal Wonosari itu mengatakan, Masjid Kapal memiliki keunikan pada sisi bangunan dan pemandangan di sekelilingnya.

"Saya sudah 2 kali ini datang ke masjid ini. Pertama dulu tahun 2018, dan ini yang kedua," jelas Heri.

Baca juga: Cerita Ridwan Kamil Tahu Diundang Jadi Penceramah di Masjid UGM dari Medsos

Menurut Heri, harga tiket yang dipasang tidak berubah hingga sekarang. Hal itu lah yang membuat dirinya tertarik kembali berkunjung ke Masjid Kapal.

"Dengan harga yang murah kita sudah bisa masuk tempat wisata," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com