Kalau sekarang, lanjut dia, warga Tionghoa yang melakukan tradisi Ceng Beng dibebaskan membawa makanan apa saja.
"Yang paling penting makanan itu pantas untuk dimakan. Jadi bisa bawa lumpia, pizza dan lain-lain," imbuh dia.
Rata-rata warga Tionghoa melakukan tradisi Ceng Beng ketika pagi hari. Hal itu untuk menghindari panas matahari.
"Biasanya kita kalau melakukan itu rombongan ketika pagi," ujar dia.
Baca juga: Awal Ramadhan, Masjid Kota Semarang Dipenuhi Jemaah Shalat Tarawih
Salah satu versi sejarah menyebut tradisi Ceng Beng berawal dari kisah seorang raja yang mencari kuburan sahabatnya.
"Makannya, itu sebenarnya adalah tradisi ziarah seperti orang di sini," imbuh dia.
Menurutnya, yang paling penting dalan tradisi Ceng Beng adalah napak tilas agar generasi penerus bisa mengetahui perjuangan leluhurnya.
"Jadi, mereka bisa tau apa saja yang dilakukan leluhurnya, perjuangannya seperti apa. Saya berharap nantinya ketika tradisi Ceng Beng itu ada waktu untuk menceritakan cerita leluhur," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.