Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Kritik Penangkapan Remaja yang Pamer Busur dan Anak Panah di Medsos

Kompas.com - 28/03/2022, 20:29 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kasus seorang remaja di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), diamankan polisi gara-gara pamer busur dan anak panah di media sosial mendapat sorotan sejumlah pihak.

Menurut Dian Sasmita, Direktur Yayasan Sahabat Kapas di Kota Solo, mengatakan, tindakan terkait kenakalan remaja seharusnya mengedepankan pendekatan psikososial daripada hukum.

"Jadi tidak perlu berlebihan dalam merespon perilaku anak. Unggahan seperti itu bisa direspon dengan lebih bijak. Misalnya, oleh pekerja sosial anak yang menggunakan pendekatan psikososial daripada  hukum," katanya kepada Kompas.com, Senin (28/3/2022).

Baca juga: Kronologi Polisi Amankan Remaja yang Pamer Busur dan Anak Panah di Medsos: Masyarakat Harap Tenang

Di sisi lain, kata Dian, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya untuk menggalakan restorative justice terhadap kasus kenakalan anak.

"Anak-anak ini masih sangat labil. Sehingga tidak heran muncul perilaku yang aneh-aneh atau di luar kewajaran atau norma sosial. Kejadian seperti ini harusnya menjadi alarm bagi orangtua untuk introspeksi diri. Tidak sepenuhnya salah anak," kata Dian yang dikenal lama berkecimpung dalam pendampingan anak-anak narapidana ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Kepolsian Resor (Kapolres) Bima Kota AKBP Henry Novika Chandra, Minggu (27/3/2022), menjelaskan, kasus tersebut terungkap setelah warganet menandai akun polisi resmi Polres Bima Kota dan beberapa akun personel kepolsian pada unggahan HM.

Baca juga: Remaja Pamer Busur dan Anak Panah di Medsos, Warganet Tandai Akun Resmi Polisi, Berujung Penangkapan

 

Ilustrasi Polisi - Ilustrasi Polisi

Warganet mengaku resah dan takut adanya kabar soal aksi teror pemanah oleh orang tak dikenal.

Polisi pun meminta orangtua untuk tetap mengawasi pergaulan anak-anak dan juga kegiatan di media sosial.

"Untuk semua masyarakat, tolong tidak menyimpan senjata-senjata tajam yang tujuannya untuk membuat masalah. Jaga bersama anak kita," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Regional
Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com