Hingga saat ini, komunitas yang beranggotakan 20 orang ini, memiliki beberapa program seperti Back Your Mind, Zero Waste Riset Center, membangun desa binaan, hingga edukasi ke sekolah-sekolah.
“Bahkan, kami pernah selama 3 bulan datang ke rumah-rumah warga Desa Mangunharjo, Semarang untuk mengorek-orek sampah mereka, memilah, menimbang, juga memanfaatkan kembali,” tutur Sifa.
Bagi Sifa, memang tidak mudah untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya meminimalisir sampah.
Namun, masalah sampah akan mudah teratasi ketika proses membersihkan dilakukan.
Komunitas Back Ind memiliki beberapa divisi seperti Project Manager, Public Relation, dan Eco Sociopreneur.
Baca juga: Penggunaan Teknologi Rendah, Pemkab Semarang Dianggap Boros Kertas
Setiap divisi memiliki tugasnya masing-masing, namun tetap berkolaborasi.
Sifa menuturkan, salah satu keunggulan dari komunitas yang didirikannya itu terdapat pusat inkubasi bisnis yang dapat dimanfaatkan.
Dalam hal ini, divisi Eco Sociopreneur di Komunitas Back Ind berhasil mendirikan toko kelontong yang mengusung konsep zero waste dan ramah lingkungan.
Bulkstore pertama di Jawa Tengah
Dibangun di pertengahan pandemi tahun 2020, Bulkstore ramah lingkungan yang diberi nama Life & Co ini berdiri di daerah Banyumanik, Kota Semarang.
Di toko inilah, kawan-kawan yang tergabung dalam komunitas Back Ind dapat belajar berbisnis.
Sifa menuturkan, perjuangan untuk mendirikan Bulkstore pertama di Jawa tengah tidaklah mudah.
Sehingga, dirinya bersama kawan-kawannya itu memaksimalkan kemampuan untuk mendapat dukungan dan bantuan dana.
“Bisa dibilang semua barang sampai meja dan kursi di Life & Co adalah dari dana hibah,” kata Sifa.
Di samping itu, tidak banyak masyarakat yang belum mengetahui konsep hidup zero waste.
Tidak lantas menyerah, hal itulah yang dimanfaatkan Sifa untuk mengedukasi masyarakat sekitar.
“Karena orang-orang yang ke sini pasti orang-orang yang sudah tahu tentang apa itu zero waste. Apa yang bisa kita lakukan adalah dalam strategi edukasi,” ucap dia.
Life & Co menyediakan berbagai jenis barang seperti sabun, shampoo, lulur, sikat gigi, pasta gigi, skincare, hampers, hingga suvenir.
Bahkan, terdapat ruang kecil sebagai tempat mengembangkan produk UMKM dari beberapa bank sampah di Semarang.
Sifa berharap, adanya Komunitas Back Ind dan Life & Co dapat sedikit membantu masyarakat agar lebih peduli dengan lingkungan, khususnya dalam meminimalisir sampah agar tidak berlebih.
Selain itu, dirinya juga berharap agar sektor masyarakat, pemerintah, dan industri di Indonesia bisa berkolaborasi.
“Bukan lagi saatnya untuk menyalahkan. Karena kita juga diberi tugas yang luar biasa untuk menjaga alam, menjaga lingkungan, dan menjaga apa yang diberi,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.