Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Wadas Gelar Tradisi Nyadran, Doakan Keselamatan Bumi dari Kerusakan

Kompas.com - 17/03/2022, 06:00 WIB
Bayu Apriliano,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com- Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menggelar tradisi nyadran untuk menyambut Ramadhan pada Rabu (16/3/2022) siang.

Mereka bermunajat untuk keselamatan bumi Wadas dari segala bentuk perusakan dan perampasan lingkungan.

Agenda ini dimulai dengan berziarah ke makam-makam leluhur dan para pendiri Desa Wadas di Makam Pidikan dan Makam Dukuh Wetan.

Baca juga: Tinggi Banjir di Purworejo Capai 1 Meter, Lebih 1.000 Warga Sudah Mengungsi

Dilanjutkan dengan berziarah di Makam Krajan.

"Hari ini warga di Wadas rutinan ziarah di makam, ada tiga makam. Kita bergilir, ziarah kubur, sudah budaya lama turun temurun, setelah melakukan itu,. Kita melakukan pengajian di masjid," ungkap Siswanto (30) salah satu warga Dusun Randuparang  Rabu (16/3/2022) malam.

Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menggelar tradisi nyadran. Mereka mendoakan desanya dijauhkan dari kerusakan lingkungan.DOK WADAS MELAWAN Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menggelar tradisi nyadran. Mereka mendoakan desanya dijauhkan dari kerusakan lingkungan.

Budaya yang telah dijaga selama ratusan tahun ini dilakukan dengan bersih-bersih makam para orangtua atau leluhur, membuat dan membagikan makanan tradisional, serta berdoa bersama di sekitar area makam.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 11.00 WIB, Kemudian makan siang bersama (kembulan).

Dilanjutkan shalat dzuhur berjemaah di Masjid Nurul Huda.

"Itu yang ikut hampir 1.000 warga, anak-anak sampai orang tua, semua warga. Jadi kalau tujuan kami, masuk puasa mendoakan para leluhur kita," kata Siswanto.

Baca juga: Tebing Setinggi 15 Meter Longsor dan Timpa Jalan Raya di Purworejo

Tema pada Nyadran tahun ini yaitu Sadumuk Batuk, Sanyari Bumi, Ditohi Tekan Pati yang berarti bahwa tanah mempunyai makna yang sangat sakral, seperti nyawa bagi seseorang.

Begitu berartinya tanah bagi warga Wadas, sehingga para warga akan terus mempertahankan tanah.

Selain itu, warga akan tetap konsiten untuk merawat alam Desa Wadas demi masa depan anak cucu.

"Ini budaya rutin yang dilakukan warga, ketika tambang terjadi, budaya juga luntur, lahan yang menjadi rencana tambang tempat di mana petani mencari rezeki, seandainya terjadi (ditambang) warga tidak lunya pekerjaan lagi, otomatis warga nanti akan merantau karena tidak ada mata pencaharian," kata Siswanto.

Dengan hilangnya mata pencaharian, imbuhnya, budaya juga akan turut hilang.

Baca juga: Target Pembayaran Ganti Rugi Lahan Warga Desa Wadas Sebelum Lebaran, Warga Minta Proses Pembebasan Dihentikan

Saat warga tidak bisa lagi mencari nafkah di Wadas kemungkinan besar tidak akan ada kehidupan lagi di Wadas.

"Jadi ya budaya juga hilang, kita berharap budaya ini juga terus ada, ini jadi ajang silaturahmi warga, selamanya ingin seperti itu (mempertahanlan budaya)," terangnya.

Disampaikan juga, sempat terjadi perdebatan antara warga dengan pemerintah soal mata pencaharian.

Pemerintah menjanjikan akan mempekerjakan warga, tetapi menurutnya yang akan dipekerjakan pasti orang muda.

"Jadi orang tua tidak dapat bekerja lagi, pemerintah juga berjanji tanah akan dikembalikan seperti semula setelah ditambang, sehingga bisa bertani lagi, tapi kan pengembaliannya juga lama, membesarkan pohon durian misalnya, bisa bertahun-tahun, sepertinya mustahil bisa dikembalikan," ungkapnya.

Baca juga: Didatangi Ganjar, Warga Wadas Minta Pembebasan Lahan Dihentikan Selama Ramadhan

Ditambahkan, keinginan warga hingga saat ini tidak berubah yakni menolak penambangan di Wadas serta cabut Izin Penetapan Lokasi (IPL) tambang andesit Wadas.

"Kita tetap menolak tambang, karena sejak awal prosesnya kita sudah menolak, kami tidak ingin ada kerusakan di wadas ingin kelestarian selamanya, apa pun yang kami suarakan diharapkan didengar oleh pemerintah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Regional
Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Regional
Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Regional
Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Regional
Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Regional
Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Regional
300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

Regional
Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Regional
Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com