Pertama, kata Gamalis, ada ibu-ibu yang khawatir berlebihan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah tiba-tiba berubah menjadi harga normal. Hal itu memicu panic buying.
Hal lain, ada yang kekhawatiran menjelang Ramadhan.
"Nanti minyak goreng langka seperti ini jangan-jangan di lebaran kita akan mendapatkan masalah dan tidak bisa beramadhan dengan normal," tiru dia.
Baca juga: Emak-emak Meninggal Saat Antre Minyak Goreng, Pengamat: Memilukan...
Motif lain, pedagang mengambil selisih harga. Berbagai persoalan tersebut, kata dia, berkontribusi dalam menciptakan situasi panic buying di Berau.
Karena itu, pihaknya berencana melakukan sidak ke agen, distributor hingga pedagang.
"Namun ketika kita melakukan sidak yang pertama tidak ada aturannya dalam hal ini hanya imbauan aja. Mungkin ke dapan kita akan melakukan operasi pasar, memang juga harus dilakukan karena menjelang ramadan," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.