Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber Pencemaran Limbah Hitam di Pesisir Lampung Masih Misteri, Ini Saran Pakar Lingkungan

Kompas.com - 12/03/2022, 18:52 WIB
Tri Purna Jaya,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Pencemaran di Pesisir Lampung yang terjadi sejak tahun 2020 hingga 2022 masih menjadi misteri.

Kasus terkini yang menjadi perhatian publik adalah yang terjadi di Pantai Panjang Selatan, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung selama sepekan terakhir.

Material limbah yang mencemari perairan di Lampung itu diduga serupa setiap tahun sejak tahun 2020 yakni limbah berwarna hitam menyerupai oli atau minyak.

Baca juga: Limbah Hitam di Pesisir Bandar Lampung Dibersihkan Pakai Alat Sederhana, Ini Kata Pakar Lingkungan

Kepala Pusat Riset dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Sanitasi Itera Lampung Dion Awfa mengungkapkan, penanggulangan pencemaran ini lebih penting adalah mencari sumber utama asal limbah tersebut.

"Mencari sumber utama ini adalah lebih penting, karena jika sumbernya tidak diketahui, ada potensi akan terulang lagi," kata Dion saat dihubungi, Jumat (11/3/2022).

Menurut Dion, karakteristik peristiwa pencemaran yang terjadi di sepanjang pesisir Lampung sejak tahun 2020 baru diketahui setelah terjadi limbah.

Sehingga, ada kesulitan tersendiri untuk mengusutnya.

Namun hal ini masih memungkinkan untuk penelusuran jika dilakukan secara ilmiah.

"Bisa dilakukan dengan permodelan lingkungan dengan pendekatan permukaan dan pendekatan satelit," kata Dion.

Dengan pendekatan permukaan, Dion mengatakan, bisa diketahui melalui data pasang surut di sekitar lokasi pencemaran.

"Kita lihat historis data pasang surutnya seperti apa, dari lokasi yang tercemar ditarik mundur, ke arah mana pergerakan arus. Nanti dari data ini bisa diketahui potensi sumber pencemarannya," kata Dion.

Sedangkan dengan pendekatan kedua, yaitu melalui citra satelit, sangat memungkinkan mencari sumber pencemaran dengan skup yang lebih luas seperti perairan Lampung tersebut.

"Antara minyak dengan air cenderung berbeda saat dilihat dari infra merah, minyak punya panas yang lebih tinggi, dan ini sangat bisa diketahui dari satelit," kata Dion.

Selain itu, satelit yang memiliki orbit mengitari bumi sangat memungkinkan untuk melihat pergerakan limbah.

"Misalnya, hari ini ada di bibir pantai, lalu diurut sehari sebelumnya 100 meter dari pantai, kemudian diurut lagi ke sehari sebelumnya tidak ada limbah, nanti bisa dicari dari lokasi terakhir itu," kata Dion.

Kondisi di Pantai Panjang Selatan yang dicemari limbah diduga oli ataupun minyak.KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Kondisi di Pantai Panjang Selatan yang dicemari limbah diduga oli ataupun minyak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com