Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah Konflik Buaya dengan Manusia, Pakar: Tak Hanya soal Perangkap dan Rambu Peringatan

Kompas.com - 08/03/2022, 18:16 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Seekor buaya menyerang dan menewaskan seorang warga di sekitar Sungai Selagan, Kota Mukomuko, Bengkulu, beberapa waktu lalu.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu segera memasang perangkap berisi dua ekor itik untuk menangkap buaya pemangsa manusia tersebut.

"Perangkap yang berisi 2 ekor itik itu dipasang di sekitar sungai tak jauh dari lokasi warga meninggal diterkam buaya beberapa waktu lalu di Desa Tanah Rekah, Kabupaten Mukomuko," kata petugas BKSDA Bengkulu, Rasyidin, Senin (7/3/2022).

Baca juga: Warga Mukomuko Diterkam Buaya, BKSDA Bengkulu Pasang Perangkap di Sungai Selagan

Dirinya berharap, dengan perangkap tersebut, buaya yang meresahkan warga setempat dapat segera ditangkap.

Selain itu, langkah itu sebagai bentuk agar masyarakat merasa aman dalam beraktivitas di sekitar sungai.

Baca juga: Faisal Diterkam Buaya, Tubuhnya Ditemukan Sudah Tak Utuh Lagi

“Ini sebagai langkah BKSDA Bengkulu mengatasi konflik manusia dan buaya. Kami meminta kepada masyarakat untuk tidak menyakiti buaya karena buaya adalah satwa yang di lindungi undang-undang. Namun kami tetap mengutamakan keselamatan warga di dalam hal ini,” jelas Rasyidin.

Baca juga: Hendak Tangkap Bebek yang Dilepas Saat Acara Adat, Seorang Warga Diterkam Buaya

 

Pendapat ahli

Ilustrasi buaya air asin Australia.SHUTTERSTOCK Ilustrasi buaya air asin Australia.

Menurut Peneliti Herpetologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dr. Amir Hamidy, salah satu cara mencegah konflik buaya dan manusia adalah dengan memasang rambu-rambu di titik rawan konflik.

"Beberapa negara, seperti Australia, melakukan langkah itu. Jadi warga yang memasuki daerah itu akan lebih waspada. Lalu, memasang perangkap di lokasi rawan konflik. Tujuannya agar individu dapat direlokasi ke tempat jauh dari pemukiman yang membahayakan manusia," katanya kepada Kompas.com.

Selain itu, memberi edukasi kepada warga soal perilaku buaya yang tak lain merupakan hewan predator juga tak kalah penting.

Baca juga: Hilang Diseret Buaya, Warga Mukomuko Ditemukan Meninggal di Sungai

Harapannya, warga akan mengetahui di mana habitat dan kapan harus waspada saat buaya mulai memburu mangsa.

"Sekitar sudah lima meter, akan mulai mencari mangsa di wilayahnya. Biasanya buaya akan keluar di sore hari untuk berburu," katanya.

Namun demikian, selain cara-cara tersebut, Amir menganggap bahwa pemetaan atau survei populasi buaya juga harus mulai dilakukan.

Hasil dari pemetaan tersebut, kata Amir, akan memberikan masukan data soal bagaimana perilaku buaya di lokasi rawan konflik.

Lalu juga mampu untuk membuat langkah-langkah preventif untuk melindungi warga sekaligus melestarikan satwa, khususnya buaya.

Namun Amir mengakui, hal itu membutuhkan proses yang lama dan melibatkan banyak pihak.

(Penulis : Kontributor Bengkulu, Firmansyah | Editor : Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com