Kemampuan dan gerakan pencak silat kemudian berkembang dari masa ke masa secara alami dengan mengadopsi gerak alam seperti tumbuhan maupun binatang, baik untuk keperluan berburu maupun berperang.
Donald Frederick “Donn” Draeger yang merupakan seorang ilmuwan sekaligus ahli beladiri asal Jepang, menyebutkan bahwa bukti seni bela diri sudah ada sejak zaman Hindu-Budha di Kepulauan Nusantara dapat ditemukan pada artefak-artefak senjata bahkan pada relief di Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang menggambarkan posisi kuda-kuda silat.
Draeger menyebut dalam bukunya yang berjudul Weapons and fighting arts of Indonesia, bahwa bagi nenek moyang Indonesia adanya bela diri silat dan senjata memiliki arti spiritual yang tertanam dalam kebudayaan Indonesia.
Pencak silat harus digunakan termasuk pada saat masa perjuangan merebut kemerdekaan sebagai salah satu cara untuk melawan para penjajah.
Dari berbagai organisasi pencak silat yang ada, Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI) menjadi organisasi induk bagi salah satu olahraga asal Indonesia ini.
Seiring berjalannya waktu, nama organisasi ini berubah menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
IPSI menjadi wadah para pendekar pencak silat untuk berkumpul dan bermusyawarah yang didirikan pada 18 Mei 1948, sekaligus menjadi organisasi pencak silat tertua di dunia.
Berlanjut pada tahun 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) berdiri atas kesepakatan Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura.
Berdirinya organisasi pencak silat di berbagai negara seperti Persekutuan Silat Singapura (PERSIS), Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA), dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam juga memicu munculnya berbagai perguruan silat di Eropa dan Amerika.
Di Indonesia, pencak silat mulai dipertandingkan sebagai cabang olahraga dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 1975.
Hal ini diikuti dengan masuknya pencak silat sebagai salah satu cabang olahraga pada SEA Games 1987.
Hal ini tak lepas dari sosok bapak pencak silat dunia yang ternyata berasal dari Indonesia.
Sosok Eddie Mardjoeki Nalapraya memiliki peran penting dalam memprakarsai terbentuknya Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (PERSILAT).
Ia juga menjadi sosok di balik proses pengakuan pencak silat oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Warisan Budaya Dunia tak Benda.
Masuknya pencak silat dalam daftar UNESCO diresmikan pada 13 Desember 2019 silam di acara Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Kolombia.
Menjadi sebuah cabang olahraga, pencak silat tentunya memiliki teknik dasar dan jurus yang harus dikuasai .
Adapun beberapa teknik dasar pada pencak silat meliputi:
1. Teknik kuda-kuda
2. Teknik pasang (kombinasi posisi kaki dan tangan)
3. Teknik pola langkah
4. Teknik arah (delapan penjuru mata angin)
5. Teknik pukulan
6. Teknik tendangan
7. Teknik tangkisan
8. Teknik kuncian
9. Teknik guntingan
10. Teknik berbaring
Sementara dari berbagai jurus pencak silat, beberapa yang kerap dipelajari antara lain:
1. Jurus Kuntao
2. Jurus Pulo Kali
3. Jurus Brajamusti
4. Jurus Silat Pamur
5. Jurus Kelima
Sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan, pencak silat juga memiliki peraturan seperti halnya cabang bela diri lain.
1. Peraturan Umum
2. Peraturan Pertandingan
3. Peraturan Nilai atau Skor
Pemberian nilai atau skor ditentukan dengan beberapa kriteria yaitu:
4. Peraturan Penentuan Menang
Sumber:
gramedia.com
kompas.com
regional.kompas.com