Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Museum Mandala Bhakti, Hampir Terbengkalai di Tengah Pusat Kota Semarang

Kompas.com - 06/03/2022, 23:20 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

Kondisi gedung Museum Mandala Bhakti

Dulu, rerumputan memenuhi halaman seluas 12.000 meter persegi ini. Memang tak banyak yang mengetahui adanya museum bersejarah di tengah pusat kota. Tak asing, kondisi di dalamnya sangat sepi dan temaram.

Sementara itu, sebelum mengalami pemindahan, gedung putih seluas 6.000 meter persegi tersebut berisi 30 ruang dengan hampir 800 koleksi lukisan, baju, pernak-pernik, hingga barang tiga dimensi.

Badrun mengatakan, untuk menarik pengunjung, museum memperbaiki tampilan dengan mewarnai seluruh dinding gedung. Dengan itu, pengunjung dapat mendapat suasana bersejarah.

"Biar pengunjung tidak bosan, maka seluruh dinding dilukis semenarik mungkin. Ada goa selarong juga si lantai atas. Jadi seakan-akan kita menjadi pelaku sejarah," jelas Badrun.

Lukisan, patung, replika senjata, hingga koleksi baju, menghiasi seluruh ruang gedung putih peninggalan Belanda ini. Bahkan, ada satu ruang teater untuk menonton film pendek sejarah.

Sayangnya, tambah Badrun, pada 2018, setengah dari halaman tersebut mulai dibangun ruko-ruko besar. Saat ini, di sekitar Museum Mandala Bhakti dijadikan tempat kuliner dari merek makanan ternama.

"Memang banyak mobil-mobil mewah parkir di sekitar museum. Bukan untuk datang ke sini, tapi mampir makan ke ruko-ruko sebelah," kata dia.

Baca juga: Pria yang Videonya Viral Colek Bokong Wanita di Semarang Ditangkap

Minim dukungan

Selama 20 tahun bekerja di Museum Mandala Bhakti, Badrun telah mengalami banyak perubahan di Kota Semarang. Namun, museum yang dijaga itu tak sedikit pun mengalami kemajuan.

Terlebih pada pandemi Covid-19, pengunjung yang hadir tak sebanyak sebelumnya.

"Dulu sering anak-anak sekolah rombongan beberapa bus datang kesini. Tapi selama pandemi, ya bisa dihitung. Kadang lima sampai 10 orang saja," kata Badrun.

Demi tetap beroperasi, satu orang pengunjung dikenai biaya sebesar Rp 5.000. Dengan itu, imbuh Badrun, maka museum akan terbantu dalam perbaikan-perbaikan kecil seperti mengganti lampu.

Badrun juga mengeluhkan, selama Museum Mandala Bhakti berdiri, belum pernah ada dukungan dan campur tangan dari pemerintah. Dirinya berharap agar museum ini dapat lebih diperhatikan dan didukung.

"Setidaknya, kami lebih dianggap dan diakui. Karena selama ini hanya diurus oleh TNI," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com