PAPUA BARAT, KOMPAS.com- Romer Tapilatu, Ketua Kerukunan Keluarga Maluku Tengah (IKKMT) Manokwari, Papua Barat, meminta warga menahan diri dan memercayakan masalah dugaan rasialisme yang diunggah salah satu pemilik akun Facebook ke polisi.
"Kita percayakan masalah ini ke pihak kepolisian, mereka yang akan menangani masalah ini" Romer kepada wartawan di Manokwari, Senin (28/2/2022).
Sebelumnya, muncul unggahan bernada rasialisme terhadap suku Arfak oleh akun Facebook bernama Echy.
Baca juga: Bermula Ujaran Kebencian di Medsos, Warga di Manokwari Blokade Jalan, Polisi Selidiki Pemilik Akun
Romer menyebut, terduga pelaku memiliki hubungan darah dari Maluku Tengah. Untuk itu, dirinya selaku kepala suku memohon maaf atas unggahan tersebut.
"Kami atas nama kerukunan keluarga Maluku Tengah menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Arfak atas postingan yang dibuat salah satu warga yang memiliki hubungan darah dari Maluku Tengah," tuturnya.
Romer berharap kejadian seperti itu tidak lagi terulang karena berpotensi menghancurkan persatuan dan kesatuan anak bangsa.
"Kitorang punya pengalaman pahit di tahun 2019 ketika isu rasialisme, maka hal ini jangan lagi terulang," ujar Romer yang juga anggota DPRD Manokwari.
Baca juga: Soal Unggahan Rasisme, Bupati Manokwari Ajak Warga Percayakan pada Polisi
Sementara itu, Kepala Suku Serui Kabupaten Yapen Otis Ayomi mengatakan, pihaknya akan menghadirkan terduga pelaku untuk memberikan keterangan terkait unggahan yang dibuat.
"Kepada keluarga untuk membantu dan menolong kami. Jadi mohon untuk keluarga besar Arfak bahwa kami bersama Kepala Suku Maluku Tengah mencoba menghadirkan yang bersangkutan" kata Otis.
Tokoh Arfak Sami DJ Saiba meminta polisi segera menangkap terduga pelaku yang dinilai telah menghina mama-mama Papua asal suku Arfak yang berjualan di pasar.
"Kami minta polisi bekerja cepat menangkap pelaku yang membuat tulisan di media sosial menghina mama-mama kami yang berjualan di pasar," ucapnya.
"Penghinaan semacam ini bukan kali ini, sudah berulang kali dan aparat harus menindak pelaku dengan serius, kalau tidak ingin terjadi aksi lagi," imbuhnya.
Baca juga: Jenazah Ibu dan 2 Anaknya Ditemukan di Pantai BLK Manokwari, Papua Barat
Ia menuturkan, terduga pelaku juga terancam dijatuhi sanksi adat sesuai ketentuan adat suku Arfak.
"Kami sebagai tuan rumah di Manokwari tidak menginginkan hal yang berlebihan, mari kita hidup rukun damai dan saling menghargai sesama, termasuk hargai juga kami sebagai pemilik negeri ini," ujarnya.
Sebelumnya warga Manokwari memblokade jalan di depan Asrama Mahasiswa Mansinam di Amban sebagai bentuk protes atas unggahan rasialisme tersebut.
Aksi blokade jalan kemudian dilanjutkan di Jalan Trikora Wosi dan berujung damai saat sejumlah tokoh menemui massa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.