KOMPAS.com - Ribuan warga korban gempa di Pasaman Barat, Sumatera Barat, masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.
Para pengungsi tersebut tersebar di 15 titik pengungsian. Total pengungsi diperkirakan mencapai lima ribu orang.
Sementara itu, untuk mencukupi kebutuhan para pengungsi, pasokan kebutuhan dapur umum akan terus dipantau.
Baca juga: Penanganan Gempa di Pasaman dan Pasbar, Pemerintah Sepakat Perbaiki Rumah Warga Bersama-sama
"Petugas sudah pasti telah berada di lapangan. Biasanya memang perlu beberapa saat untuk penyediaan dapur umum dan menyiapkan perbekalan yang dibutuhkan korban," jelas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat di Kota Solo, Sabtu (26/2/2022).
"Tetapi tidak terlalu lama. Dapur umum, mungkin sedang bergerak untuk menangani," tegasnya.
Baca juga: Soal Pasokan Dapur Umum di Posko Pengungsian Gempa Pasaman Barat, Ini Kata Menko PMK
Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia saat bencana gempa di Pasaman menjadi sepuluh orang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat merinci bahwa enam orang ditemukan di Pasaman dan empat lainnya di Pasaman Barat.
"Update terbaru jumlah korban ada 10 orang. Tadi ditemukan satu orang di Pasaman," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/2/2022).
Selain itu, pihaknya sedang melakukan pencarian terhadap empat orang yang dilaporkan hilang.
"Ada laporan empat orang yang masih hilang. Belum ditemukan," jelas Rumainur.
Baca juga: UPDATE Gempa Pasaman Barat, Korban Meninggal Jadi 10 Orang
Dilansir dari Antara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengkaji soal relokasi warga yang berdomisili di sekitar Gunung Talamau.
Seperti diketahui, gempa diduga memicu longsor di wilayah tersebut.
"Memang dikabarkan di sejumlah titik dekat kaki Gunung Talamau mengalami longsor. Tentu akan kita diskusikan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, (BMKG) terkait bahaya yang ditimbulkan," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto di Simpang Empat, Sabtu.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak Pasca-gempa di Pasaman Bukan Likuefaksi tapi Banjir Bandang
Sementara itu, Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengatakan, untuk relokasi masih dibutuhkan kajian mendalam dari berbagai pihak dan ahli.
"Kalau memang hasil kajian lembaga yang berwenang sangat membahayakan dan harus direlokasi maka kita siap melakukannya," katanya.
Untuk relokasi itu, katanya tentu perlu sosialisasi dan pendekatan ke,masyarakat serta lokasi baru yang harus disiapkan.
Sementara itu warga di sekitar Gunung Talamau tepatnya di Nagari Kajai masih takut dengan longsor karena dilihat dari kejauhan kaki Gunung Talamau terlihat longsor dan air sungai keruh berlumpur.
(Penulis : Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.