Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengidap Thalasemia di Majalaya, Kesulitan Dapatkan Donor Sampai Didiskriminasi

Kompas.com - 27/02/2022, 06:31 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Meski pil pahit harus ia telan karena harus kehilangan anak pertamanya di usia kandungan 10 minggu. Kesedihan itu ditebus Tuhan, atas Karunia-Nya, tak lama Cucu diberikan kepercayaan kembali untuk memiliki anak.

"Tapi gak tau Allah SWT berkehendak lain, akhirnya saya dikasih (positif hamil) tapi keguguran di kandungan usia 10 minggu. Sempat down, tapi tapi sekali lagi bukan kehendak saya. Saya hamil lagi yang kedua," tuturnya.

Ketika melahirkan anak kedua, satu hal yang terpikirkan oleh Cucu, yakni thalasemia. Ia langsung meminta dokter di RSHS untuk memeriksa sang anak.

Wajar saja Cucu ketakutan, sebab ia tak mau sang anak harus mengalami apa yang sudah ia rasakan sebagai pengidap thalasemia.

"Sempat khawatir menularkan thalasemia, makanya saya waktu ngelahirin yang ke dua kan di RSHS yang pertama ke pikir itu minta tolong ke dokter buat cek, dan alhamdulilah dan anak ini negatif thalasemia," jelas Cucu

"Kenapa saya takut, karena saya tahu bagaimana perjuangan seseorang dengan penyakit thalasemia. Anak saya sekarang dua tahun dua bulan," sambungnya.

Baca juga: Kelainan Darah Thalasemia: Jenis, Gejala, dan Dampak pada Anak

Sudah jauh lebih baik

Saat ini keluarga pengidap thalasemia termasuk Cucu bisa merasa lebih baik dengan adanya Persaudaraan Donor Darah Majalaya (PDDM).

Setidaknya, meski belum ada UTD di wilayah Majalaya. Paling tidak stok darah untuk thalasemia bisa teratasi tiap bulannya.

"Sejak Covid-19, kita sudah bolak-balik ke Bandung, tiap 3 minggu sekali kita harus cari donor, cari relawan sendiri dan itu gak ada di keluarga atau tetangga juga harus mengeluarkan biaya," kata Cucu

"PDDM kan menggelar terus acara donasi darah di wilayah Majalaya, alhamdulilah stok darah buat kita bisa terbantu," ujarnya.

Selain itu, Cucu tak merasa sendiri lagi. Tiap kali PDDM menggelar acara keluarga, pengidap thalasemia yang notebene adalah anggota kerap berkumpul dan saling bertukar informasi juga saling menguatkan.

Pun dengan kondisi di RS Majalaya yang kian hari kian berkembang. Cucu menyebut, di sana sudah disediakan ruang untuk pengidap thalasemia dan sudah ada perawat khusus thalasemia.

Baca juga: Mengenal Thalasemia Mayor, Penyakit Kelainan Darah Turunan

"Sekarang gak merasa sendiri, karena banyak temen. Kalau dulu kan kita di satukan sama orang sakit yang lain, yang jantung atau yang lainnya. Sekarang kita di sini mah punya ruangan khusus, sudah ada perawatnya sendiri. Gak kaya dulu kita harus datang jam berapa pulang jam berapa, karena gak ada penanganan khusus, sekarang mah enggak gitu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Regional
Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com