Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Guru Petuk, Guru di Pedalaman NTT yang Jual Kayu Api untuk Kebutuhan Keluarga

Kompas.com - 25/02/2022, 06:30 WIB
Andi Hartik

Editor

KOMPAS.com - Petrus Piatu Nalele (32) sempat berhenti menjadi guru. Namun, keinginan ayahnya untuk tetap mengajar membuat pria yang akrab disapa Guru Petuk itu kembali menjadi guru.

Petrus sempat berhenti menjadi guru karena gaji guru di pedalaman Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak cukup untuk biaya hidup keluarga.

"Saya pernah berhenti mengajar. Tapi ayah saya minta saya untuk terus mengajar, apapun kendala yang dihadapi. Saya pernah berpikir bahwa menjadi guru bagi saya adalah pekerjaan sampingan karena upah dari profesi guru tidak cukup memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tiap hari," kata Petrus kepada Kompas.com di rumahnya di Kampung Dampek, akhir Desember 2021 lalu.

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Petrus Piatu Nalele sebagai guru di pedalaman NTT.

Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini

Baca juga: Kisah Guru Petuk di Pedalaman NTT, Cari Kayu Selepas Mengajar untuk Penuhi Kebutuhan Keluarga

Tidak hanya itu, sebagai guru di pedalaman, banyak kendala yang harus dihadapi Petrus. Seperti jarak tempuh ke sekolah yang jauh dan gaji yang kerap telat dibayar.

"Saya pernah frustasi dengan pekerjaan sebagai guru karena gajinya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Upahnya juga terima tiga sampai empat bulan sekali. Sementara saya memenuhi kebutuhan harian di rumah bersama keluarga," katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Petrus harus kerja serabutan. Setiap pagi, Guru Petuk, begitu dia akrab disapa, berangkat mengajar dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer.

Baca juga: Seorang Pria di Manggarai Timur Diduga Aniaya Ibu Kandungnya

Setelah selesai mengajar, Guru Petuk berganti pakaian, dia berganti memakai celana pendek. Setelah itu berangkat mencari kayu api sejauh 7 kilometer untuk tambahan pendapatan.

Tidak hanya itu, Guru Petuk juga menerima tawaran jasa memanjat pohon kelapa. Per buah kelapa yang dipetik, dihargai Rp 300. Dalam sehari, dia bisa petik 100 buah kelapa. Kadang juga dia menerima jasa memetik buah asam jika ada permintaan.

Petrus juga pernah menjual ikan dengan meminjam motor orang untuk menopang kebutuhan keluarganya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com