Senada disampaikan Dewi, orangtua siswa Meyzana Ayuningtyas (5). Warga Jalan Sangir, Mintaragen ini menyebut keberadaan sekolah gratis sangat membantu warga sekitar.
"Utamanya warga pesisir yang secara ekonomi memang kurang mampu. Ini sangat membantu kami semua," kata Dewi.
Baik Dini maupun Dewi, berharap sekolah gratis tersebut terus ada. Setidaknya sangat bermanfaat bagi warga sekitar di tengah biaya pendidikan umum yang kian mahal.
Baca juga: Melihat Bank Sampah Banyuwangi, Warga Bisa Tukar Sampah dengan Rupiah
Sementara Pengelola Sekolah Laut PAI Sakila Kerti, Dr. Yusqon mengatakan, sekolah gratis tersebut beroperasi sejak Juli 2021 dan kini memiliki lebih dari 100 siswa TK.
Keberadaan sekolah tersebut diharapkan dapat meringankan beban ekonomi warga kurang mampu untuk mewujudkan merdeka belajar bagi setiap orang.
"Tak hanya melayani pendidikan gratis untuk TK, namun juga ada kejar paket. Sekolah di sini merupakan pengembangan dari Sekolah Terminal yang juga gratis yang sudah ada sejak 2011," kata Yusqon.
Yusqon mengatakan, terkait pembayaran dengan sampah, merupakan bukan suatu keharusan. Cukup bagi yang memang di rumahnya memiliki sampah rumah tangga yang bisa dipilah.
Sampah yang memiliki nilai ekonomis, selanjutnya dibeli Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tegal.
Baca juga: Kelola Bank Sampah, DLH Kabupaten Semarang Perkenalkan Silopah
Uang hasil penjualan sebagai kas operasional seperti membayar kebutuhan air bersih yang digunakan para siswa.
"Uangnya untuk operasional misal beli kebutuhan air, yang intinya kembali lagi ke anak. Sedangkan untuk tenaga pendidikan relawan dapat uang saku. Termasuk ada honor dari pengelola lembaga ," pungkas Yusqon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.