KOMPAS.com - Pembalap Marc Marquez dan Alex Marquez menjadi perhatian kala membagi foto mereka saat menikmati sunset di bukit dengan pemandangan Pantai Seger.
Memang Pantai Seger menjadi salah satu destinasi andalan di sekitar Pertamina Mandalika International Street Circuit.
Baca juga: Tes Pramusim MotoGP Mandalika Hanya Boleh Ditonton Tamu Undangan, Kuota 800 Orang
Berada di garis pantai yang sama dengan Pantai Kuta Lombok, lokasinya ada di Desa Sukadana, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Dengan jarak sekitar 7 kilometer saja dari Pertamina Mandalika International Street Circuit, Pantai Seger dapat diakses dalam waktu kurang dari 30 menit.
Baca juga: 7 Oleh-oleh Khas Mandalika Lombok yang Menarik untuk Dibawa Pulang, Mutiara Salah Satunya
Menjadi salah satu destinasi andalan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Pantai Seger memang memiliki pemandangan yang menawan ke arah teluk dan samudera Hindia.
Pantainya masih terlihat perawan dengan pasir putih yang dikelilingi oleh hijaunya perbukitan di sekitar.
Baca juga: Ketika Pebalap MotoGP Puji Keindahan Sirkuit Mandalika...
Tak hanya pemandangan yang memanjakan mata, Pantai Seger juga dikenal sebagai spot berselancar.
Ombak Pantai Seger yang tinggi dan keras memang menantang untuk para peselancar profesional.
Peselancar dari dalam maupun luar negeri kerap datang ke sini untuk menjajal keahlian mereka.
Mengutip KompasTravel, wisatawan mancanegara yang berselancar di sana datang dari negara eropa seperti Belanda, Jerman, Swiss, Norwegia, Perancis, dan Finlandia.
Peselancar biasanya akan datang ke Pantai Seger dan menikmati ganasnya ombak pada bulan Juli dan Agustus.
Spot wisata ini membuat banyak wisatawan mancanegara betah berlama-lama untuk tinggal.
Mereka biasanya akan menginap antara 3 sampai 4 hari untuk berselancar di pantai ini.
Pantai Seger juga dikenal dengan ikon patung seorang putri cantik yang tengah dikejar oleh tiga orang lelaki.
Patung yang menjelaskan asal-usul tradisi Bau Nyale di Pantai Seger ini berasal dari cerita legenda setempat.
Dikisahkan bahwa dahulu Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting memiliki anak perempuan yang cantik bernama Putri Mandalika.
Kecantikannya yang tersohor membuat tiga orang pangeran memperebutkan dirinya.
Putri Mandalika atau yang dikenal menjadi Putri Nyale akhirnya memilih menenggelamkan diri di laut, namun jasadnya tak pernah ditemukan.
Sebagai gantinya, muncul cacing warna-warni di pantai yang dianggap sebagai perwujudan Putri Mandalika.
Dari sanalah tradisi Bau Nyale yang dilaksanakan pada tanggal 20 bulan 10 kalender Suku Sasak berasa.
Masyarakat pun mempercayai bahwa hal ini dilakukan sebagai penghormatan bagi Putri Nyale.
Sumber:
superapps.kompas.com
travel.kompas.com
regional.kompas.com
tribunnews.com