Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Gugatan Pencaplokan Tanah untuk Bangun Hotel Kampus UNP, Penggugat Serahkan 9 Bukti ke Hakim

Kompas.com - 10/02/2022, 16:36 WIB
Perdana Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Hardjanto Tutik, warga Padang yang menggugat Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D. karena diduga mencaplok tanahnya untuk membangun hotel kampus menyerahkan sembilan bukti ke majelis hakim Pengadilan Padang.

Penyerahan bukti itu dilaksanakan dalam sidang gugatan, Kamis (10/2/2022) kepada majelis hakim yang diketuai Asni Meriyenti oleh kuasa hukum Amiziduhu Mendrofa.

Penyerahan bukti itu juga disaksikan penerima kuasa Rektor UNP, M Prima Ersya.

Baca juga: Diduga Caplok Tanah Warga untuk Bangun Hotel, Rektor UNP Digugat

Sembilan bukti yang diserahkan itu berupa:

  1. Fotokopi eigendom bewijs (bukti hak milik No. 57) tanggal 30 Mei 1941 yang dikeluarkan dan ditandatangani hakim pengawas pada Pengadilan Tinggi di Padang atas nama 1. Lie Oen Kiong dan 2. Lim Tjiang Poan (orangtua Hardjanto Tutik).
  2. Fotokopi salinan bukti hak milik No.57,
  3. Fotokopi afschrift No. 59 meetbrief van het perceelgelegen,
  4. Fotokopi salinan no. 59 surat ukur sebidang tanah.
  5. Fotokopi surat pernyataan pemilikan tanah yang dibuat pada 5 Oktober 1997 yang diketahui Lurah Belakang Pondok dan Camat Padang Selatan.
  6. Fotokopi surat ukur/gambar situasi No. 407/1997 yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional Kota Padang tanggal 22 November 1997.
  7. Fotokopi surat keterangan pendaftaran tanah No.123/1998 tanggal 27 Maret 1998 yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional Padang,
  8. Fotokopi akta keterangan ahli waris penggugat
  9. Foto pemetaan tanah melalui google sesuai dengan titik koordinat objek perkara.

Setelah penyerahan bukti itu, majelis hakim akan melanjutkan sidang pada Selasa (14/2/2022) dengan agenda meninjau objek perkara di Jalan AR Rahman Hakim Padang.

"Selasa pagi depan kita lanjutkan dengan meninjau objek perkara ya," kata Asni Meriyenti sambil menutup sidang.

Sebelumnya diberitakan, Rektor Ganefri diduga mencaplok tanah milik Hardjanto Tutik, warga Padang, Sumatera Barat untuk membangun hotel kampus, Rektor Universitas Negeri Padang digugat ke pengadilan Negeri Padang.

Sidang gugatan tersebut dilaksanakan Kamis (20/1/2022) di Pengadilan Negeri Padang dengan hakim ketua Asni Meriyenti.

Kuasa hukum penggugat Amiziduhu Mendrofa mengatakan bahwa penggugat memiliki sebidang tanah yang terletak di Jalan A.R.Hakim No. 6, Kelurahan Belakang Pondok Kecamatan Padang Selatan Kota Padang dengan

luas sesuai Surat Ukur/Gambar Situasi Nomor : 407 / 1997 dengan Luas 530 M2 yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional Kota Padang tertanggal 22 November 1997.

Namun pada Surat Keterangan Pendaftaran Tanah Nomor 173/1998 Tertanggal 27 Maret 1998 dengan Luas 526 M2 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kota Padang.

Kemudian, kata Mendrofa, pada bulan Januari 2021 Tergugat menguasai tanah milik Penggugat tanpa izin dari Penggugat, dimana pada saat itu Tergugat langsung melakukan pemasangan pagar dan mendirikan Pos Penjagaan di atas tanah milik Penggugat.

Mendrofa mengatakan pihaknya telah berusaha untuk mencari solusi terbaik dengan mengirim Surat Somasi kepada Rektor Universitas Negeri Padang pada tanggal 11 Februari 2021, namun pihak Rektor Universitas Negeri Padang menyatakan bahwa Objek Perkara Aquo adalah milik Universitas Negeri Padang, namun tanpa diperlihatkan bukti-bukti kepemilikan.

Kemudian, pada 22 April 2021 pihak Polda Sumatera Barat melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum telah meminta penjelasan kepada pihak Penggugat dan Tergugat dan dihadiri oleh Turut Tergugat, dan pada saat itu Tergugat menyatakan bahwa bukti kepemilikan atas tanah objek perkara tidak ada kepada Tergugat.

"Kita mohon kepada hakim untuk menghukum Tergugat agar menyerahkan tanah yang menjadi hak penggugat dan menghukum Tergugat untuk mengganti kerugian sebagai akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat yang sekiranya dapat dinilai masing-masing Rp 50 juta," jelas Mendrofa.

Baca juga: Bermain di Air Terjun Lubuk Hitam, 3 Mahasiswa UNP Tewas Terseret Air Bah, Ini Faktanya

Sementara penerima kuasa Rektor UNP, M Prima Ersya mengatakan objek perkara memang bukan milik atau dikuasai UNP.

Prima menyebutkan objek perkara merupakan tanah yang dikuasai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang akan dilimpahkan ke UNP.

"Kalau kita hanya memiliki Sertifikat Hak Pakai (SHP) nomor 19, namun belum termasuk tanah objek perkara," kata Prima.

Tindakan pemagaran dilakukan, kata Prima berdasarkan nota dinas dari DJKN dan perintah lisan dari kepala DJKN Sumbar-Kepri.

"Kebetulan Kepala DJKN Sumbar-Kepri merupakan wali amanat UNP. Secara lisan sudah meminta dilakukan pemagaran, karena akan dibangun hotel," kata Prima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com