Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Buaya Berkalung Ban Ditangkap, Tili Minum Air Sungai Palu, Tujuannya untuk Ini

Kompas.com - 09/02/2022, 19:32 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Tili (34), lelaki kelahiran Pondok Karen, Kota Sragen, Jawa Tengah mendadak viral. Pasalnya dia berhasil melepas ban di leher buaya sungai Palu, Sulawesi Tengah.

Tili merupakan orang rantau. Pekerjaan Tili adalah penjual burung. Belum lama pindah dari Sulawesi Barat ke Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Bisa dibilang awal 2022 Tili pindah ke Sigi.

Jarang lihat televisi apalagi baca koran, seperti itulah pria lajang ini. Tak heran jika ia tak pernah mendengar pemberitaan soal upaya penyelamatan buaya berkalung ban.

Baca juga: Berhasil Tangkap Buaya Berkalung Ban, Tili Dapat Hadiah Makan Gratis Selama Sebulan dari Rumah Makan

"Aku ndak pernah dengar ada buaya berkalung ban. Saya dengar pas aku pindah ke sini."

"Saya penasaran, sampai saya buktikan sendiri. Saya datangi tempat buaya berkalung ban itu biasa berjemur," kata Tili kepada KOMPAS.com, Selasa (8/2/2022).

Dan benar saat dia mendatangi jembatan 2, buaya berkalung ban itu tengah berjemur. Ia pun berpikir bagaimana caranya bisa menangkap dan melepaskan ban di leher buaya tersebut.

Minum air Sungai Palu untuk "berkenalan" dengan penghuni sungai

Tili pun menyusun strategi. Jebakan sederhana kemudian dibuatnya dengan umpan seekor burung merpati. Tak hanya burung merpati, burung tekukur, ayam, hingga bebek juga menjadi umpannya.

"Sudah banyak umpanku dimakan. Ada sekitar 50-an," ujar Tili.

Baca juga: Tili Juga Tangkap Anak dari Buaya Berkalung Ban di Palu, Diberi Nama Putri

Untuk umpan, Tili mengaku membelinya sendiri, dari harga Rp 20-100 ribu. Tak hanya umpan, jebakan seperti tali tampar sepanjang 300 meter dan tali pengikat motor sudah ratusan dus dibelinya pakai uang sendiri.

Singkat cerita Tili memasang jebakan dan umpan agak ke tengah sungai. Beberapa kali umpannya dimakan tapi talinya putus.

Selanjutnya Tili menggunakan strategi baru, tali umpan yang biasanya dipasang satu, kini dipasang 2 tali pengikat.

Strategi dengan menambahkan tali pengikat membuahkan hasil. Tepatnya Selasa, 7 Februari 2022 sekitar pukul 18.30 WITa buaya berkalung ban terkena umpannya.

"Satu tali masuk di tengah dan satu tali lagi di bagian bawah. Tenang sekali itu buaya masuk jebakan. Saya kemudian dibantu warga untuk mengikat buaya tersebut dan kemudian dibantu warga menggergaji bannya. Dan buaya itu saya lepas lagi ke sungai," jelas Tili.

Sebelum melakukan semua itu, Tili sempat meminum air sungai Palu. Menurutnya, cara itu diyakini agar ia bisa menjadi bagian dari penghuni sungai tersebut.

Baca juga: Sosok Tili, Warga Sragen yang Tangkap Buaya Berkalung Ban, Tinggal Seorang Diri di Sigi, Sehari-hari Jualan Burung

Warga berada di sekitar buaya terjerat ban yang berhasil ditangkap di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022). Setelah sejumlah upaya yang dilakukan sejak 2016 belum membuahkan hasil, akhirnya buaya terjerat ban di Sungai Palu berhasil diselamatkan Tili, warga Sragen, pada 7 Februari 2022 lalu.ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH Warga berada di sekitar buaya terjerat ban yang berhasil ditangkap di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022). Setelah sejumlah upaya yang dilakukan sejak 2016 belum membuahkan hasil, akhirnya buaya terjerat ban di Sungai Palu berhasil diselamatkan Tili, warga Sragen, pada 7 Februari 2022 lalu.

"Ya tujuannya biar saya dianggap bagian dari penghuni di sungai itu. Pernah saya berenang malam, saya hitung ada sekitar 17 ekor buaya di bawah jembatan 2 itu, Alhamdulillah tidak diapa-apakan," kata dia.

Sempat ditegur BKSDA

Aksi yang dilakukan Tili, sudah diketahui petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah saat melakukan patroli. Humas BKSDA Rino Tobing mengatakan pihaknya memang sudah menegur.

"Kami tegur karena itu membahayakan dirinya. Namun dengan ditangkap dan dilepaskan ban di leher buaya tersebut. Dan bersyukur tidak terjadi apa-apa dengan orangnya. Kami hanya bisa berucap, terima kasih," jelas Rino, Rabu (9/2/2022).

Soal apakah BKSDA akan memberikan penghargaan buat Tili, Rino belum mengetahui. "Itu saya belum tahu, soal sayembara itu juga kan sudah tidak ada lagi," kata Rino.

Baca juga: Kisah Tili Taklukkan Buaya Berkalung Ban, Sempat Diremehkan, Kini Mampu Membuktikan


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,6 Maluku yang Dirasakan hingga Sorong

BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 6,6 Maluku yang Dirasakan hingga Sorong

Regional
Gempa M 6,6 Guncang Maluku Tengah Malam, Warga Berhamburan ke Jalan

Gempa M 6,6 Guncang Maluku Tengah Malam, Warga Berhamburan ke Jalan

Regional
Pulang Nonton Pameran, 3 Pemuda di TTU Ditembak Orang Tak Dikenal

Pulang Nonton Pameran, 3 Pemuda di TTU Ditembak Orang Tak Dikenal

Regional
Kualitas Emas Gorontalo Terkenal Sejak Zaman VOC

Kualitas Emas Gorontalo Terkenal Sejak Zaman VOC

Regional
ASN di Brebes Diduga Hadiri Deklarasi Ganjar di Semarang, Relawan AMIN Mengadu ke Bawaslu

ASN di Brebes Diduga Hadiri Deklarasi Ganjar di Semarang, Relawan AMIN Mengadu ke Bawaslu

Regional
Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Maluku Barat Daya, Tak Berisiko Tsunami

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Maluku Barat Daya, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Lansia di Ponorogo Meninggal dengan Luka Bakar Usai Bakar Sampah

Lansia di Ponorogo Meninggal dengan Luka Bakar Usai Bakar Sampah

Regional
Kekeringan, Warga di Pelosok Lebak Cari Air ke Hutan

Kekeringan, Warga di Pelosok Lebak Cari Air ke Hutan

Regional
Sempat Dibayar Rp 200 Ribu, Pelaku Pembunuhan Tidak Rela Korban Miliki Pria Lain

Sempat Dibayar Rp 200 Ribu, Pelaku Pembunuhan Tidak Rela Korban Miliki Pria Lain

Regional
Berawal Anak Bermain Api, Rumah Warga Kebumen Ludes Terbakar

Berawal Anak Bermain Api, Rumah Warga Kebumen Ludes Terbakar

Regional
Tangani Karhutla di Kalsel, BNPB Berencana Tambah Helikopter 'Water Boombing'

Tangani Karhutla di Kalsel, BNPB Berencana Tambah Helikopter "Water Boombing"

Regional
Kronologi Ayah di Pekanbaru Bunuh Bayinya, Korban Dibekap dan Jasadnya Ditutupi Selimut

Kronologi Ayah di Pekanbaru Bunuh Bayinya, Korban Dibekap dan Jasadnya Ditutupi Selimut

Regional
Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Bangka

Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Bangka

Regional
Di Balik Video Viral Polantas Gantikan Sopir Ambulans di Tol Pekanbaru-Dumai

Di Balik Video Viral Polantas Gantikan Sopir Ambulans di Tol Pekanbaru-Dumai

Regional
Kesal Diperas, Petani dan Warga di Brebes Arak 3 Orang Ngaku Wartawan ke Balai Desa

Kesal Diperas, Petani dan Warga di Brebes Arak 3 Orang Ngaku Wartawan ke Balai Desa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com