Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hewan Mati Bertambah, Pemkab Gunungkidul Gencarkan Sosialisasi Antraks

Kompas.com - 08/02/2022, 19:59 WIB
Markus Yuwono,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kasus hewan mati diduga antraks kembali terjadi di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, pemerintah berupaya mengedukasi agar kebiasaan menyembelih hewan yang hampir mati tidak terjadi.

Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan pihaknya hari ini mendapatkan laporan masuk mengenai tambahan seekor ternak jenis kambing mati di Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari,

"Hari ini temuan kambing mati di Kalurahan Hargomulyo, tidak langsung dikubur kita menunggu tim dari BBVET Wates untuk memeriksa. Biasanya kan tanahnya yang diperiksa," kata Kelik saat dihubungi melalui sambungan telepon Selasa (8/2/2022).

Baca juga: Antraks Merebak, Klaten Perketat Distribusi dan Penyaluran Hewan Ternak dari Gunungkidul

Sebelumnya ternak mati kembali ditemukan di Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong Jumat 4 Februari lalu.

Kedua ternak ini menambah rentetan hewan ternak mati sebelumnya yakni 15 ekor di Kalurahan Hargomulyo, dan Gombang.

"Kita terus mengedukasi masyarakat agar tidak menyembelih hewan ternak yang akan mati atau dibrandu lalu dibayar dengan nilai kesepakatan," kata Kelik.

Hal ini untuk memutus penyebaran antraks di Gunungkidul, dan mengurangi penularan kepada manusia.

Sebab, sebelumnya ada 26 warga yang bergejala mirip antraks, dan saat ini masih menunggu sampel yang dikirim ke BBLivet Bogor.

"Kita upayakan agar ada ganti rugi ternak yang mati, sehingga langsung dikubur. Untuk besarannya masih dibahas, karena anggarannya kan belum masuk ke dalam APBD," kata Kelik.

Baca juga: Antraks Merebak di Gunungkidul, 2.378 Ekor Sapi di Klaten Divaksin

"Upaya ini untuk mencegah hewan ternak disembelih lalu dibrandu," kata Kelik.

Selian itu untuk keamanan pihaknya terus melakukan pemantauan kepada Tempat Pemotongan Hewan (TPH) yang ada di Gunungkidul, untuk memastikan hewan yang dipotong dalam keadaan sehat.

Kebiasaan brandu di masyarakat

Salah seorang warga Kalurahan Bleberan, Playen, Edi Padmo mengakui di wilayahnya beberapa tahun lalu masih sering ditemui warga yang ternaknya sakit disembelih dan dijual kepada tetangganya.

Baca juga: Ternak Mati karena Antraks Bertambah, Pemkab Gunungkidul Minta Masyarakat Tak Khawatir

"Dulu masih ada, tetapi sekarang sudah jarang dan hampir tidak ada. Karena biasanya jika sudah sakit langsung dijual ke blantik," kata Edi.

Fajar warga Tileng, Girisubo mengatakan hal serupa. Tidak semua hewan ternak yang sakit lalu disembelih dan dibrandu.

"Tradisi brandu memang ada, tetapi sekarang sudah jarang. Jika ada hewan ternak mati meskipun ukuran besar langsung dikubur," kata dia.

Sebelumnya Dua kalurahan yakni Gombang dan Hargomulyo disebut kawasan zona merah antraks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Rangkaian Kereta Tujuan Jakarta, Apa Saja?

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Rangkaian Kereta Tujuan Jakarta, Apa Saja?

Regional
Pembuat Video Asusila di Pemandian Air Panas Maluku Tengah Ditangkap

Pembuat Video Asusila di Pemandian Air Panas Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Lakukan Hubungan Sesama Jenis, Motif Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Terungkap

Lakukan Hubungan Sesama Jenis, Motif Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Terungkap

Regional
Jadi Tersangka Korupsi Dana Internet Desa, Mantan Wabup Flores Timur Diperiksa Pekan Depan

Jadi Tersangka Korupsi Dana Internet Desa, Mantan Wabup Flores Timur Diperiksa Pekan Depan

Regional
Marliah Tiba-tiba Jadi Warga Negara Malaysia, Kok Bisa?

Marliah Tiba-tiba Jadi Warga Negara Malaysia, Kok Bisa?

Regional
Terpeleset Tumpahan Oli, Mahasiswa Tewas Terlindas Truk di Kalibanteng Semarang

Terpeleset Tumpahan Oli, Mahasiswa Tewas Terlindas Truk di Kalibanteng Semarang

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Hanyut Terbawa Arus Sungai, Remaja 16 Tahun di Malinau Ditemukan Tewas

Hanyut Terbawa Arus Sungai, Remaja 16 Tahun di Malinau Ditemukan Tewas

Regional
3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

Regional
Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Regional
Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Regional
Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com