Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kendari dan Asal-usul Kota dari Terbentuknya Teluk Kendari

Kompas.com - 08/02/2022, 14:26 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Kota Kendari merupakan ibu kota Sulawesi Tenggara.

Kendari sebagai ibu kota provinsi ditetapkan pada Penerbitan Perpu Nomor 2 Tahun 1964 jo. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964.

Sejak dulu, Teluk Kendari yang berada di tengah Kota Kendari menjadi jalur persinggahan para pelaut nusantara maupun Eropa dari dan ke Ternate atau Maluku.

Penamaan Kendari berasal dari kata Kandai, yang artinya alat dari bambu atau kayu yang dipergunakan penduduk Knedari untuk mendorong perahu.

Dari kata Kandai inilah inilah kemudian diabadikan menjadi kampung kandai dan pengembangan kata Kandai dari berbagai literatur terakhir disebut Kendari

Sejarah Kota Kendari

Terbentuknya, Kota Kendari berawal dari terbukanya Teluk Kendari yang menjadi pelabuhan para pedagang, khususnya pedagang Bajo dan Bugis. Mereka datang dan bermukim di sekitar Teluk Kendari.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Kendari

Awal abad ke 15, Kartografi Portugis kuno menunjukkan adanya perkampungan di Pantai Timur Celebes atau Sulawesi yang dinamakan Citta dela Bala di pesisir teluk yang bernama Baia du Tivora yang identik dengan Teluk Kendari.

Dalam sastra lisan tua suku Tolaki, wilayah Teluk Kendari disebut dengan nama Lipu I Pambandahi, Wonua I Pambandokooha merupakan salah satu daerah di pesisir timur Kerajaan Konawe.

Pantai Nambo, Kota Kendari Pantai Nambo, Kota Kendari

Pada 1828, seorang pelaut bernama Jacques Nicholas Vosmaer mendapat tugas dari gubernur jenderal Hindia Belanda untuk melakukan observasi terhadap jalur perdagangan di pesisir timur Sulawesi.

Peta pertama Teluk kendari dibuat pada 9 Mei 1831. Sejak, 6 Februari 1835, Teluk Kendari disebut sebagai Vosmaer's Baai atau Teluk Vosmaer melalui Surat Keputusan Jenderal Van Den Bosch di Batavia.

Baca juga: 6 Fakta Menarik Pasuruan, Kota Santri yang Kaya Budaya

Dalam catatan perjalanan yang berjudul Korte Beschrijving van het zuid oostelijk schiereiland van Celebes, Vosmaer menuliskan tertarik akan keindahan Teluk Kendari.

Setelah mendapatkan izin dari Tebau sebagai penguasa wilayah timur Kerajaan Konawe (1832), Vosmer kemudian mendirikan kantor dagang. Ia juga membuatkan istana Raja Tebau, yang sebelumnya bermukim di Lepo-lepo.

Kawasan kumuh Bungkutoko dan Petoaha di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, diubah jadi destinasi Wisata bahari.Kementerian PUPR Kawasan kumuh Bungkutoko dan Petoaha di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, diubah jadi destinasi Wisata bahari.

Pada awal abad ke 19 sampai dengan kunjungan Vosmaer (orang Belanda) pada 1831, Kendari merupakan tempat penimbunan barang (pelabuhan transito).

Karena alasan tersebut menjadi titik tolak perkembangan Kendari menjadi pusat kota pemerintahan dan perdagangan.

Baca juga: Sejarah Kota Jayapura, Ibu Kota Papua, Kota yang Pernah Bernama Hollandia

Pembentukan Kendari Sebagai Ibu Kota dan Kota

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda dan pendudukan Jepang, Kendari hanya seluas sekitar 31,40 km2 saat itu yang merupakan wilayah kawedanaan sekaligus ibu kota Onder Afdeling atau bun Ken Laiwoi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com