Kemudian, ia masuk Rechtschoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum).
Pada usia 25 tahun, TM Hasan memutuskan untuk sekolah di Leiden University, Belanda.
Selama di Belanda, ia bergabung dengan Perhimpunan Indonesia yang dipelopori oleh Mohammad Hatta,
Ali Sostroamidjojo, Abdul Madjid Djojodiningrat, dan Nasir Datuk Pamuntjak.
Selain kesibukannya sebagai mahasiswa, Hasan juga aktifis yang mengadakan kegiatan-kegiatan organisasi, baik di dalam kota maupun di kota-kota lain di Belanda.
Hasan mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Master of Laws) tahun 1933.
Pada 1933, TM Hasan kembali ke Tanah Air. Setibanya di pelabuhan Ulee Lheue, Kutaraja, buku-bukunya disita untuk pemeriksaan.
Baca juga: Soetardjo Kartohadikoesoemo: Gubernur Pertama Jawa Barat dan Penggagas Petisi Soetardjo
Ia dicurigai membawa buku paham pergerakan yang akan membahayakan kedudukan pemrintah kolonial Belanda, khususnya di Aceh.
Selama di Kutaraja, TM Hasan menjadi penggiat agama dan pendidikan.
Sekembalinya dari Belanda, Hasan aktif dalam bidang pendidikan dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa di Kutaraja pada 11 Juli 1937.
Hasan dan pengurus Taman Siswa di Kutaraja berhasil membuka empat sekolah Taman Siswa di Kutaraja, yaitu Taman Anak, Taman Muda, Taman Antara, dan Taman Dewasa.
Dengan pengalaman di bidang pendidikan, ia memutuskan ke Batavia.
Ia bekerja sebagai pegawai di Afdeling B, Departemen Van Van Onderwijsen Eiredeienst (Departemen Pendidikan).
Selain itu, ia pernah menjadi pegawai kantor Voor Bestuurshervarming Buintengewesten.
Pada 1938, Hasan kembali ke Medan untuk bekerja pada kantor Gubernur Sumatera sampai 1942.
Baca juga: Arnaldo dos Reis Araújo, Gubernur Pertama Timor Timur
Hasan adalah sedikit dari tokoh-tokoh Aceh yang memiliki kesadaran kebangsaan dan bersedia bergabung dengan para nasionalis di Jakarta.
Pada 7 Agustus 1945, Hasan dipilih menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh Ir Soekarno.
Sumber: serambimekkah.ac.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.