Ganjar dan Gus Baha cukup banyak membicarakan terkait kehebatan Kiai Hisyam, yang tak lain adalah kakek dari istrinya, Siti Atikoh Supriyanti.
Menurut Gus Baha, Kiai Hisyam adalah ulama yang sangat disegani dan dihormati.
Cerita itu membuat Ganjar teringat pada kisah saat keliling di daerah Banjarnegara. Di sana, ada salah satu warga yang dapat bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni.
Saat itu, Ganjar melihat ada foto Kiai Hisyam di rumah itu. Saat tahu bahwa Ganjar adalah mantu Kiai Hisyam, orang itu langsung memeluk dan menciuminya.
"Ternyata niki riyen santrine Kiai Hisyam (ternyata dulu itu beliau santrinya Kiai Hisyam). Lha saya itu kok langsung dirangkul, diambungi Gus," jelasnya.
Gus Baha tertawa mendengar itu. Menurutnya, itu hal yang biasa di kalangan santri, istilahnya ngalap berkah sang kiai.
"Mesti langsung dicucup bun-bune (pasti langsung dicium ubun-ubunnya), ngalap berkah," kata Gus Baha.
Cerita-cerita lain juga menjadi obrolan dalam pertemuan itu. Di antaranya kisah KH Maimoen Zubair dan ulama lainnya.
Usai pertemuan, Ganjar meminta didoakan oleh Gus Baha dan ulama-ulama yang lain.
Ganjar mengatakan, dirinya sengaja sowan atau berkunjung ke rumah Gus Baha untuk silaturahmi.
Menurut Ganjar, Gus Baha adalah salah satu ulama yang bisa memberikan pesan-pesan dakwah tetapi dengan gaya dan cara yang mudah diterima publik.
"Saya itu punya banyak teman yang nakal, sekarang banyak yang ikut pengajian Gus Baha. Sebab, pengajiannya itu indah sekali, tidak suka marah-marah, tidak menyalah-nyalahkan, dan adem," kata Ganjar.
Cara penyampaian seperti itu, lanjut Ganjar, ternyata efektif. Banyak anak muda yang ikut pengajian Gus Baha lewat kanal YouTube dan media sosial.
"Jadi kalau ikut pengajian Gus Baha ini menarik. Selain lucu, juga mereka yang mungkin dulu berbuat salah, tidak disalah-salahkan atau dikafir-kafirkan. Beliau mengajinya itu tidak pernah menjatuhkan, jadi yang ikut pengajiannya jadi happy," terang dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.