Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Asal Amerika Serikat Asyik Menari Dalam Ruangan Karantina Covid-19 di RS Kitawaya Manado

Kompas.com - 01/02/2022, 06:15 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Sebuah video seorang wanita warga negara Amerika Serikat (AS) asyik menari dalam ruangan karantina di Rumah Sakit (RS) Lapangan Darurat Covid-19 Kitawaya, Manado, Sulawesi Utara, menjadi tontonan publik.

Video tersebut ramai diperbincangkan warga khususnya di Sulawesi Utara.

Turis tersebut diketahui bernama Shaunda Brown. Sambil menari, Shaunda terlihat bahagia saat menjalani karantina.

Baca juga: Satu Pasien Covid-19 di Kulon Progo Jadi Probable Omicron

Dalam unggahan itu, Shaunda juga menceritakan dirinya sampai di Sulut hingga dikarantina di RS Kitawaya.

Dalam unggahan di Facebook yang dikutip pada Senin (31/1/2022), Brown menuturkan, dia dinyatakan positif setelah melakoni 70 jam perjalanan ke Sulawesi.

Dia kemudian dipindahkan dari resor tempat tinggalnya ke bangsal khusus penderita virus corona di RS Kitawaya.

Brown mengatakan, dia memutuskan menari untuk bersenang-senang sekaligus mencoba menerapkan apa yang dia pelajari.

Dia menjelaskan, menari membantunya melepaskan rasa stres setelah sebelumnya lewat tes antigen, dia dinyatakan negatif.

Brown melanjutkan, dia selalu mendapatkan permintaan foto dari para perawat yang melihat dan senang dengan tariannya.

Baca juga: Dinkes DKI: RS Diprioritaskan untuk Pasien Covid-19 Gejala Berat dan Sedang

Dalam unggahannya tersebut, ia mengagumi kebersihan yang ada di rumah sakit tersebut.

"Rumah sakit Pemerintah Sulawesi ini Covid Ward baru-baru ini dibangun untuk pasien karantina rumah terbang ke Manado. Semuanya baru dan dirancang untuk karantina Covid-19. Mereka bersih. Saya telah melihat pasien Covid di dunia," tuturnya.

Respons Asita Sulut

Ketua Asita Sulut Merry Karouwan mengatakan, turis yang asyik menari dalam ruangan karantina merupakan warga negara AS, dan bermaksud berlibur di sana.

"Setelah tiba mereka kan harus karantina dulu. Karena Sulut masuk first entry jadi mereka karantina di sini dan memilih di resor. Setelah di PCR dan positif (Covid-19) jadi langsung masuk ke RS Kitawaya," katanya saat dihubungi, Senin (31/1/2022).

Merry menyebutkan, turis tersebut mengagumi saat menjalani karantina di Sulut.

"Dia happy di resor, dia bilang bagus, dan karantina di RS Kitawaya lebih bagus," sebutnya. Dikatakannya, ini bukti keseriusan pemerintah daerah (pemda).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Supri Aniaya Istrinya secara Brutal hingga Kedua Mata Korban Buta, Sang Anak Teriak Minta Tolong

Supri Aniaya Istrinya secara Brutal hingga Kedua Mata Korban Buta, Sang Anak Teriak Minta Tolong

Regional
Anggaran Honor Narasumber DPRD Blora Diusut Kejaksaan, Sejumlah Dewan Kembalikan Uang

Anggaran Honor Narasumber DPRD Blora Diusut Kejaksaan, Sejumlah Dewan Kembalikan Uang

Regional
Puluhan Pelajar Konvoi Sambil Bawa Senjata Tajam, Keroyok 2 Pelajar dari Sekolah Lain

Puluhan Pelajar Konvoi Sambil Bawa Senjata Tajam, Keroyok 2 Pelajar dari Sekolah Lain

Regional
Rudy Nilai Gibran Bohongi Warga Solo soal 17 Skala Prioritas, Politisi Gerindra: Pembohongan yang Bagaimana, Itu Enggak Benar

Rudy Nilai Gibran Bohongi Warga Solo soal 17 Skala Prioritas, Politisi Gerindra: Pembohongan yang Bagaimana, Itu Enggak Benar

Regional
Kronologi dan Penyebab Kapal 20 Turis Asing Terbakar di Raja Ampat

Kronologi dan Penyebab Kapal 20 Turis Asing Terbakar di Raja Ampat

Regional
Tangan Balita di Cimahi Tersangkut di Kloset Jongkok, Keluarga Minta Bantuan Damkar, Lantai Pun Dibongkar

Tangan Balita di Cimahi Tersangkut di Kloset Jongkok, Keluarga Minta Bantuan Damkar, Lantai Pun Dibongkar

Regional
Oknum KPLP Lapas Nunukan yang Aniaya Napi hingga Tewas Divonis 3 Tahun, Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa

Oknum KPLP Lapas Nunukan yang Aniaya Napi hingga Tewas Divonis 3 Tahun, Lebih Rendah dari Tuntutan Jaksa

Regional
Mari Bantu Leni, Anak Yatim Piatu yang Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah dan Jualan Kelapa untuk Menyambung Hidup

Mari Bantu Leni, Anak Yatim Piatu yang Jalan Kaki 14 Km ke Sekolah dan Jualan Kelapa untuk Menyambung Hidup

Regional
SBY Bantah Restui Petinggi Demokrat Beralih Dukung Ganjar-Mahfud

SBY Bantah Restui Petinggi Demokrat Beralih Dukung Ganjar-Mahfud

Regional
[POPULER REGIONAL] Demo Tolak Pengungsi Etnis Rohingya | Sidang Perdana Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres

[POPULER REGIONAL] Demo Tolak Pengungsi Etnis Rohingya | Sidang Perdana Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres

Regional
Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 01 Desember 2023: Pagi Berawan dan Sore Hujan Petir

Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 01 Desember 2023: Pagi Berawan dan Sore Hujan Petir

Regional
Besaran UMP 2024 untuk 8 Provinsi di Kepulauan Maluku dan Papua

Besaran UMP 2024 untuk 8 Provinsi di Kepulauan Maluku dan Papua

Regional
Baju Sangkarut, Rompi Khas Bagi Laki-laki Suku Dayak Ngaju

Baju Sangkarut, Rompi Khas Bagi Laki-laki Suku Dayak Ngaju

Regional
Sempat Bolak-balik, Berkas Perkara Cabul Anak Didik di Pontianak Hingga Hamil Akhirnya P21

Sempat Bolak-balik, Berkas Perkara Cabul Anak Didik di Pontianak Hingga Hamil Akhirnya P21

Regional
Detik-detik Karyawan Perusahaan Ditembak Rampok, Proyektil Bersarang di Tenggorokan Korban

Detik-detik Karyawan Perusahaan Ditembak Rampok, Proyektil Bersarang di Tenggorokan Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com