KOMPAS.com - Pekanbaru adalah ibu kota Provinsi Riau. Wilayah ini berada di pulau Sumatera, tepatnya di bagian tengah.
Sejak dahulu, Pekanbaru merupakan daerah yang terus berkembang. Hal ini tidak lain, karena Pekabaru terletak dalam posisi strategis.
Salah satunya, keberadaan sungai Siak yang dalam dan tenang sehingga memudahkan untuk jalur lalu lintas.
Pekanbaru terus berkembang untuk penyediaan fasilitas perkotaan, wilayahnya semakin luas. Pada 1960, wilayah Pekanbaru seluas 16 Km2, saat ini luas wilayah Kota Pekanbaru adalah 632,26 Km2 dengan jumlah penduduk pada 2020 sebanyak 983.356 jiwa.
Baca juga: Perpustakaan Soeman HS, Perpustakaan Termegah di Pekanbaru
Dalam percakapan sehari-hari, Provinsi Riau menggunakan bahasa Melayu Riau. Bahasa daerah tersebut digadang-gadang menjadi cikal bakal bahasa Indoensia, sehingga mirip dengan bahasa Indonesia.
Dahulu, nama Pekanbaru dikenal dengan nama "Senapelan". Saat itu, Pekanbaru dipimpin seorang kepala suku disebut Batin.
Daerah ini terus berkembang menjadi kawasan pemukiman baru. Seiring berjalannya waktu berubah menjadi Dusun Payung Sekaki yang terletak di muara sungai Siak.
Pada tanggal 9 April 1689 telah diperbaharui sebuah perjanjian antara Kerajaan Johor dengan Belanda (VOC). Dimana dalam perjanjian tersebut Belanda diberi hak yang lebih luas, diantaranya pembebasan cukai dan monopoli terhadap beberapa jenis barang dagangan.
Selain itu, Belanda juga mendirikan Loji di Petapahan yang saat itu merupakan kawasan yang maju dan cukup penting.
Baca juga: 7 Oleh-oleh Makanan Khas Pekanbaru, Ada Peyek Jangkrik
Karena, kapal Belanda tidak dapat masuk ke Petapahan, maka Senapelan menjadi tempat perhentian kapal-kapal Belanda. Selanjutnya, pelayaran ke Petapahan dilanjutkan dengan perahu-perahu kecil.
Dengan kondisi ini, Payung Sekali atau Senapelan menjadi tempat penumpukan berbagai komoditi perdagangan baik dari luar untuk diangkut ke pedalaman, maupun dari pedalaman untuk dibawa keluar.
Barang-barang dari dalam yang mau diangkut ke luar berupa bahan tambang, seperti timah, emas, barang kerajinan kayu dan hasil hutan lainnya.
Pada perkembangan selanjutnya, Payung Sekaki atau Senapelan memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan.
Letak Senapelan yang strategis dan kondisi sungai Siak yang tenang dan dalam membuat perkampungan ini memegang posisi silang, baik dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan Kampar.
Baca juga: Ke Pekanbaru, Bisa Lihat 3 Festival Menarik di Provinsi Riau
Hal ini juga merangsang berkembanganya sarana jalan darat melalui rute Teratak Bulu (Sungai Kelulut), Tangkerang hingga ke Senapelan. Wilayah ini sebagai daerah yang strategis dan menjadi pintu gerbang perdagangan yang cukup penting.