KOMPAS.com - Indonesia adalah negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Kakao yang merupakan bahan baku pembuatan coklat yang menjadi salah satu hasil komoditi ekspor Indonesia.
Baca juga: Penyaring Air Bersih, Mahasiswa UP Manfaatkan Limbah Kakao
Manisnya hasil ekspor kakao sebagai bahan baku pembuatan cokelat ini membuat nilai ekspornya bisa menjadi penghasil devisa negara.
Baca juga: 8 Negara Penghasil Kakao Terbanyak di Dunia, Indonesia Urutan Berapa?
Melansir Publikasi Statistik Kakao Indonesia 2020 oleh BPS dan Publikasi Outlook Kakao Tahun 2020 yang diterbitkan Kementerian Pertanian (Kementan), berikut adalah delapan daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia.
Baca juga: Maluku Bakal Punya Pertanian Kakao Komersial Berkelanjutan
Sulawesi Tengah menjadi daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia dengan nilai produksi sebesar 128.154 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak dari total produksi kakao Indonesia yang tercatat sebesar 720.660 ton.
Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sulawesi Tengah mencapai 279.298 hektar.
Daerah utama penghasil kakao di Provinsi Sulawesi Tengah adalah Kabupaten Parigi Moutong , Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi Biromaru, Kabupaten Donggala ,dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Sulawesi Tenggara menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar 115.023 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak kedua dari total produksi kakao Indonesia.
Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sulawesi Tenggara mencapai 246.296 hektar.
Daerah utama penghasil kakao di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu.
Sulawesi Selatan menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar 113.366 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak ketiga dari total produksi kakao Indonesia.
Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sulawesi Selatan mencapai 201.216 hektar.
Daerah utama penghasil kakao di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Kabupaten Kolaka Utara, Kolaka Timur, Kolaka, Konawe, dan Muna Barat.
Sulawesi Barat menjadi daerah penghasil kakao terbesar di indonesia dengan nilai produksi sebesar 71.374 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak keempat dari total produksi kakao Indonesia.
Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sulawesi Barat mencapai 144.381 hektar.
Daerah utama penghasil kakao di Provinsi Sulawesi Barat adalah Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Mamuju Utara, Mamasa, dan Majene.
Lampung menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar 58.868 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak kelima dari total produksi kakao Indonesia.
Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Lampung mencapai 58.868 hektar.
Produksi kakao terbesar di Provinsi Lampung dihasilkan di Kabupaten Tanggamus.
Sumatera Barat menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar 43.593 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak keenam dari total produksi kakao Indonesia.
Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sumatera Barat mencapai 79.288 hektar.
Daerah penghasil kakao di Provinsi Sumatera Barat antara lain Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan, Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, dan Dharmasraya.
Aceh menjadi penghasil daerah kakao dengan nilai produksi sebesar 41.648 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak ketujuh dari total produksi kakao Indonesia.
Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Aceh mencapai 99.359 hektar.
Daerah penghasil kakao di Provinsi Aceh antara lain di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya.
Sumatera Utara menjadi daerah penghasil kakao dengan nilai produksi sebesar 35.775 ton.
Jumlah ini menjadi penyumbang terbanyak kedelapan dari total produksi kakao Indonesia.
Adapun total luas area lahan perkebunan kakao di Sumatera Utara mencapai 54.598 hektar.
Daerah penghasil kakao di Provinsi Sumatera Utara antara lain Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Nias Selatan.
Meski produksi kakao dalam negeri cukup tinggi, sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan angka konsumsi cokelat dalam negeri.
Melansir laman resmi smesco.go.id, konsumsi cokelat dalam negeri oleh masyarakat lokal masih sangat rendah dibanding dengan angka produksinya.
Adapun tingkat konsumsi cokelat masyarakat Indonesia hanyalah sekitar 0,5 kg per tahun per orang.
Hal ini membuat sebagian besar hasil perkebunan kakao Indonesia akhirnya diekspor ke mancanegara.
Konsumsi cokelat dalam negeri masih terus berusaha untuk ditingkatkan.
Hal ini juga sejalan dengan usaha di sektor industri dan UKM untuk bisa memproduksi coklat dengan kualitas yang baik.
Sumber:
bps.go.id
pertanian.go.id
smesco.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.