KOMPAS.com - Mercusuar disebut juga menara api atau menara suar. Mercusuar akan memancarkan sinar untuk memberikan isyarat di malam hari.
Mercusuar berfungsi untuk membantu navigasi kapal-kapal yang memasuki pelabuhan, melewati pulau di tengah laut, serta mendekati bagian laut yang terlalu dangkal, gosong pasir, maupun batu karang yang berbahaya.
Menara ini dibangun di pelabuhan, pantai, pulau kecil di tengah laut, atau di daerah berbatu karang.
Di Indonesia, mercusuar telah dibangun sejak zaman penjajahan. Pada waktu itu, transportasi laut telah meramaikan perairan dalam negeri sebagai bagian sejarah negeri ini.
Berikut mercusuar-mercusuar yang bersejarah di Indonesia:
1. Mercusuar Willem's Toren
Mercusuar Willem's Toren berdiri saat Belanda menjajah bumi serambi mekkah, Aceh, pada 1875. Mercusuar memiliki tinggi 85 meter dengan ketebalan dinding mencapai 1 meter.
Yang tidak kalah menarik dari proses pembangunan Mercusuar Willem seperti disinggung dalam Onze Vestiging in Atjeh, sebuah buku tentang perang Aceh yang ditulis Mayor Jenderal G.F.W Borel.
Baca juga: 5 Mercusuar Tertinggi di Dunia, Nomor 2 Sudah Berdiri Sejak Tahun 1539
Bahwa, ratusan orang diangkut dari Ambon untuk membangun menara suar ini, selain itu juga ratusan warga lokal yang dipaksa ikut terlibat dalam pembangunan.
Nama mercusuar mengadopsi dari nama raja yang menguasai Luksemburg (1817-1890), yakni Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk.
Menara ini terletak pada sebuah komplek seluas 20 hektar. Dahulu, pemukiman ini diisi oleh perwira-perwira Belanda.
Saat memerintah, Willem banyak berperan membangun ekonomi dan infrastruktur di wilayah Hindia Belanda, termasuk Pulo Aceh.
Willem membangun mercusuar sebagai usaha menyiapkan Sabang sebagai salah satu pelabuhan transit di Selat Malaka.
Kala itu, Belanda bercita-cita membuat pelabuhan transit Sabang yang diharapkan seperti Singapura yang dapat dilihat di masa sekarang.
2. Mercusuar Tanjung Kalian