Melansir laman resmi BRIN, pada 10 Agustus 1995 dilakukan penerbangan perdana pesawat N250.
Penerbangan perdana dilakukan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung dan dihadiri oleh dihadiri oleh Presiden Soeharto, Ibu Tien, Wakil Presiden Try Sutrisno, dan Ibu Tuti.
Ribuan orang menyaksikan langsung penerbangan perdana pesawat N250 yang juga disiarkan langsung oleh TVRI.
Ketika itu, pesawat N250 yang dipiloti Erwin Danuwinata itu berhasil lepas landas.
Hari bersejarah tersebut kemudian diabadikan sebagai Hari Teknologi Nasional.
Krisis moneter yang melanda Indonesia di tahun 1998 membawa dampak kepada kelanjutan produksi pesawat N250.
Pada saat itu untuk sampai ke tahap produksi, pesawat N250 butuh investasi senilai 650 juta dollar AS atau kini setara dengan Rp 8,45 triliun.
International Monetary Fund (IMF) yang saat itu memberikan bantuan dana kepada Indonesia meminta agar dana tersebut tidak digunakan untuk pengembangan proyek pesawat N250.
Mau tidak mau proyek penelitian dan pengembangan pesawat N250 yang tengah berjalan akhirnya terhenti.
Melansir laman Kementerian Keuangan, pesawat penelitian dan pengembangan pesawat N250 selanjutnya dilakukan pengakuan sebagai Barang Milik Negara (BMN).
Pengakuan aset eks proyek penelitian dan pengembangan N250 sebagai BMN terlebih dahulu dilakukan melalui pencatatan sebagai aset Pengelola Barang (SATK 999.99).
Pencatatan sebagai aset Pengelola tersebut dilakukan secara in out untuk kemudian ditetapkan statusnya kepada Pengguna Barang, yaitu Kementerian Pertahanan cq TNI AU dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional.
Pesawat N250 Pro Prototype Aircraft PA-01 (Gatotkaca) dikelola Kementerian Pertahananan cq TNI AU dan masuk Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Sementara Prototype Aircraft PA-02 (Krincingwesi), Prototype Aircraft PA-03 (Koconegoro), Mockup (Maket Pesawat) N-250 dan Hak atas Kekayaan Intelektual akan dikelola Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional.
Sumber:
kemenkeu.go.id
brin.go.id
kompas.com