Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluk Beluk Penerapan Smart City di Indonesia, Tantangan dan Peluang

Kompas.com - 17/01/2022, 15:47 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, Ibu Kota Negara (IKN) di lokasi baru di Kalimantan Timur akan menerapkan konsep smart city.

Menurut Jokowi, sebuah kota dengan konsep smart city diyakini akan bisa lebih kompetitif di tingkat global.

Baca juga: Cerita Pedagang Dikunjungi Presiden Jokowi: Enggak Boleh Ngomong Apa-apa, Cuma Boleh Jawab Kalau Ditanya

Alasannya, pembangunan kota pintar akan mengintegrasikan inovasi dalam perkembangan teknologi informas, sistem pemerintahan hingga perekokonomian masyarakat.

"Kota baru yang kompetitif di tingkat global. Membangun sebuah lokomotif baru untuk transformasi Indonesia menjadi sebuah Indonesia yang berbasis inovasi, teknologi, green economy. Karena dari sinilah kita akan memulai," kata Jokowi saat memberikan sambutan pada Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (17/1/2022).

Sombere Smart City di Makassar

Ikon baru kota Makassar yakni Jalan Tol Layang A.P. Pettarani, memiliki tekonologi  terkini berupa Structural Health Monitoring System (SHMS). Teknolo ini memungkinkan pengelola jalan tol untuk mengetahui kondisi struktur tol yang secara berkelanjutan. PT Margautama Nusantara (MUN) Ikon baru kota Makassar yakni Jalan Tol Layang A.P. Pettarani, memiliki tekonologi terkini berupa Structural Health Monitoring System (SHMS). Teknolo ini memungkinkan pengelola jalan tol untuk mengetahui kondisi struktur tol yang secara berkelanjutan.

Dari penelusuran Kompas.com, sejumlah kota di Indonesia sudah menerapkan konsep smart city, salah satunya Kota Makassar.

Menurut penjelasan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, pihaknya menerapkan konsep internet of things, artificial inteligence, dan big data dengan tetap memperhatikan kearifan budaya lokal.

“Kami istilahkan Sombere Smart City. Kami tidak meninggalkan budaya lokal. Secanggih apa pun robot, tapi tidak mempunyai hati, konsep inlah yang dicoba disusun dengan sistem smart city yang berbeda dari yang lain,” ujar Pomanto dalam diskusi tentang industri 4.0 di Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Baca juga: Wali Kota Medan Bobby Nasution Tegur Guru yang Hina Siswi Yatim Bodoh dan Miskin

Salah satu bentuk nyata dari program itu adalah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu layanan Home Care.

Layanan memiliki mobil seperti ambulans yang dioperasikan 24 jam dan bisa bergerak ke mana saja.

Tak hanya mobil, ada dokter akan mendatangi rumah warga untuk melakukan perawatan kesehatan sesuai kebutuhan, misalnya USG dan EKG.

“Layanan ini sudah empat tahun. Orang menelepon, dokter akan ke rumah. Saat datang misalnya ternyata ada gejala jantung. Tim dokter akan melayani 15 menit setelah ditelepon, sudah ada telemedicine, tele-EKG, dan tele-USG. Ini yang namanya high touch, jadi dokter tetap ada, tapi lebih high tech,” jelas Pomanto.

Baca juga: 19 Korban Investasi Bodong di Makassar, Dua Tersangka Buron dan 1 Tersangka Wajib Lapor

War Room

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' PomantoPemkot Makassar Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto

Selain itu, salah satu terobosan di Kota Makassar yang cukup menyita perhatian adalah program War Room.

Menurut Plt Kepala Dinas Kominfo Kota Makassar, Ichwan Jacub, pada Rabu (3/4/2019), War Room ini merupakan pusat data dari hasil pantauan ratusan CCTV di Kota Makassar.

Data-data di War Room tersebut bisa digunakan oleh beberapa instansi termasuk kepolisian, kejaksaan dan seluruh SKPD di Pemerintah Kota Makassar.

Terobosan walikota yang akrab disapa Danny Pomanto itu mendapat penghargaan langsung dari beberapa kementerian.

"Bukan hanya itu, War Room juga terkoneksi dengan intansi lainnya seperti kejaksaan untuk memantau proyek-proyek lelang dan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota Makassar," kata Ichwan, Rabu. 

 

Smart Economy di Kabupaten Sleman

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat memaparkan kepada wartawan terkait perpanjangan PPKM.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat memaparkan kepada wartawan terkait perpanjangan PPKM.

Pada bulan Desember 2021, Kabupaten Sleman meraih penghargaan terkait penerapan program smart city di kawasan wisata dan ekonomi.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menjelaskan, penghargaan dari Kemenkominfo itu terkait akselerasi ekosistem ekonomi digital, transformasi digital sektor pertanian, kerja sama dengan tujuh startup besar, rumah kreatif, Sleman Mart, dan akselerasi elektronifikasi transaksi (cashless).

“Semua itu merupakan gerakan menuju smart city sehingga Pemkab Sleman mampu merancang pembangunan berbasis inovasi dan teknologi,” terangnya, Rabu (15/12/2021).

Lebih lanjut, Kustini menjelaskan, pengembangan digitalisasi di Sleman menggandeng sejumlah start up.

Salah satu programnya adalah Layanan Online Pasar Ing Sleman (LOPIS). Program ini mengatur pembayaran saat transaksi di pasar tradisional, sektor pariwisata, UMKM, dan sektor sosial dengan sistem cashless.

Baca juga: Viral, Cerita Pipoy Dipepet Orang Tak Dikenal hingga Alami Luka Sayatan di Sleman

Kendala dan peluang

Ilustrasi smart cityFreepik/Jcomp Ilustrasi smart city

Direktur LAIP Kemkominfo Bambang Dwi Anggono menjelaskan, penerapan konsep kota pintar di suatu daerah memiliki tantangan tersendiri.

Namun, menurut Bambang Dwi, penerapan smart city bukan hanya soal teknologi, namun juga upaya inovatif dalam merubah ekosistem kota.

“Ketika pemerintah daerah berani merubah suatu peraturan yang bisa mempermudah suatu proses, bisa dibilang itu merupakan cara inovatif dan sudah menjadi bagian dari smart city," katanya saat acara Talk Show Smart City dan Penghargaan Inovasi Daerah Terbaik di Masa Pandemi, Rabu (07/10/2020).

Baca juga: Apa Itu Smart City, Konsep yang Akan Dipakai di Nusantara, Ibu Kota Baru Indonesia

"Teknologi berperan sebagai enabler yang membuat segala sesuatunya lebih mudah digunakan dan dimanfaatkan,” jelasnya dilansir dari situs resmi Kemkominfo, kominfo.go.id.

Berdasarkan pengalamannya dalam melakukan penilaian selama tiga tahun, Bambang Dwi atau akrab disapa Ibenk membeberkan beberapa kendala yang sering ditemuia dalam menerapkan konsep smart city di daerah.

Kendala itu adalah sebagai berikut:

  • Pemerintah daerah terjebak rutinitas (No APBD, No Smart City);
  • Anggapan smart city sama dengan proyek TIK, bukan sebagai perubahan budaya kerja;
  • Kapasitas SDM teknis rendah;
  • Belum meratanya infrastruktur TIK; dan
  • Kurangnya komitmen pemimpin daerah.

Namun demikian, dirinya berharap kendala itu akan segera teratasi dengan rasa optimis bahwa konsep kota pintar akan memberikan kehidupan lebih baik kepada masyarakat.

“Dalam hal infrastruktur TIK, Menkominfo telah berkomitmen pada tahun 2022 seluruh wilayah Indonesia sudah terlayani jaringan 4G,” jelas Ibenk.

(Penulis : Dian Erika Nugraheny, Erwin Hutapea | Editor: Hilda B Alexander, Dani Prabowo,

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul: Mengenal Lebih Jauh Program Danny Pomanto 'Smart Panyingkulu' Anggaran Capai Rp15 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Presiden Jokowi Gowes dan Sapa Warga di Mataram, Didampingi Mentan Amran

Regional
Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Kronologi Pria di NTT Diduga Setubuhi Putri Kandungnya hingga Melahirkan Dua Orang Anak

Regional
Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Menilik Produksi Ikan Panggang di Demak, Sulap Limbah Pabrik Jadi Rupiah

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Bawa Ganja 141 Kilogram Ganja, Oknum Polisi di Padang Panjang Ditangkap, Dikendalikan dari Lapas

Bawa Ganja 141 Kilogram Ganja, Oknum Polisi di Padang Panjang Ditangkap, Dikendalikan dari Lapas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Update Erupsi Gunung Ruang, Hujan Abu di Bandara Sam Ratulangi dan Status Tanggap Darurat

Update Erupsi Gunung Ruang, Hujan Abu di Bandara Sam Ratulangi dan Status Tanggap Darurat

Regional
Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Regional
Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batu Bara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batu Bara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com