Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penerbangan Indonesia, dari Maskapai Belanda hingga Garuda Indonesia

Kompas.com - 12/01/2022, 12:08 WIB
William Ciputra

Penulis

Maskapai Belanda

Selain penerbangan militer, pemerintah Hindia Belanda juga mencoba peruntungan dengan menjalankan penerbangan komersil.

Penerbangan komersil ini ditandai dengan berdirinya maskapai Belanda yang bernama Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM) pada tahun 1928.

Maskapai ini berdiri sebagai hasil kerja sama sejumlah perusahaan dagang, salah satunya perusahaan penerbangan Kerajaan Belanda yang bernama KLM (Koninklijk Luchvaart Maatschappij).

Munculnya KNILM menjadi tonggak baru perkembangan penerbangan di Indonesia saat itu. KNILM mengenalkan sistem penerbangan berjadwal pertama di Hindia Belanda.

Di antara jadwal penerbangan yang ada yaitu Batavia-Bandung satu kali dalam seminggu, Batavia-Surabaya satu hari sekali dengan transit di Semarang.

Baca juga: Jejak Bandara Internasional Pertama Indonesia di Kemayoran

Kemudian ada juga rute Batavia-Palembang-Pekanbar-Medan dengan frekuensi satu kali seminggu. Bahkan ada pula rute Batavia hingga Singapura dan Australia.

Rute-rute yang ada menandakan bahwa sejak masa itu sudah ada bandara di kota-kota seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Pekanbar, Medan, Palembang, dan sebagainya.

Adapun pesawat yang digunakan pada awal KNILM yaitu pesawat jenis Fokker, seperti Fokker F.VIIb, Fokker F.XII. Pesawat ini bisa mengangkut sekitar 2-5 orang.

Pada perkembangan berikutnya, muncul pesawat jenis DC, seperti 3 Douglas DC-3, 4 Douglas DC-5, dan Sikorsky S-43. Tentu saja, pesawat-pesawat ini memiliki daya angkut lebih besar dari sebelumnya.

Disinggung sebelumnya bahwa KNILM juga menjalankan rute penerbangan hingga Singapura dan Australia.

Ini menandakan bahwa sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, Nusantara sudah memiliki bandara internasional yaitu Bandara Kemayoran Batavia. Bandara ini mulai beroperasi pada tahun 1940.

Garuda Indonesia

Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia.
SHUTTERSTOCK/CESC_ASSAWIN Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menjadi babak baru bagi bangsa Indonesia dan seluruh aspek kehidupannya, termasuk aspek penerbangan.

Melansir laman Garuda Indonesia, penerbangan sipil pertama pada masa kemerdekaan diinisiasi oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).

Tepatnya pada 26 Januari 1949, AURI menyewakan pesawat bernama Indonesian Airways kepada pemerintah Burma.

Baca juga: Perjalanan Sejarah Garuda Indonesia..

Namun penyewaa ini harus berakhir seiring disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB). Seluruh awak Indonesian Airways kembali ke Tanah Air pada tahun 1950, dengan pesawat dan fungsinya kembali kepada AURI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com