Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penerbangan Indonesia, dari Maskapai Belanda hingga Garuda Indonesia

Kompas.com - 12/01/2022, 12:08 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Sejarah penerbangan Indonesia sudah berlangsung cukup lama, sejak masa pemerintahan Hindi Belanda.

Dunia penerbangan di Indonesia terus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan zaman.

Saat ini, di Indonesia beroperasi sejumlah maskapai penerbangan sipil dan komersil. Selain itu juga ada aktivitas penerbangan militer.

Unsur pokok penerbangan yaitu bandar udara (bandara) pun terus dibangun. Saat ini hampir di setiap provinsi ada bandara. Bahkan ada beberapa provinsi yang memiliki dua atau lebih bandara.

Baca juga: Sejarah Penerbangan Dunia, dari Balon Udara hingga Roket

Penerbangan Militer

Berdasarkan catatan yang ada, penerbangan pertama kali di wilayah Nusantara terjadi pada 19 Februari 1913. Penerbangan ini merupakan penerbangan militer dengan penerbang asal Belanda bernama Hilgers.

Pesawat yang digunakan untuk uji coba penerbangan ini didatangkan langsung dari Belanda, dengan cara diangkut menggunakan kapal laut.

Namun, sejarah mencatat uji coba penerbangan sipil pertama di wilayah Nusantara gagal, karena pesawat jatuh di Kampung Beliwerti.

Peristiwa ini tercatat sebagai kecelakaan pesawat pertama di Tanah Air.

Satu tahun berselang, yaitu pada 1914, pemerintah Hindia Belanda membentuk Proef Vlieg Afdeling (PVA). Ini merupakan bagian penerbangan percobaan yang dikomandani oleh H. Ter Poorten.

Sejak saat itu, percobaan demi percobaan penerbangan terus dilakukan. Selain itu juga dilakukan pengembangan teknologi dan pelatihan penerbang.

Percobaan yang dilakukan memang ada yang mengalami kegagalan. Namun pemerintah Hindia Belanda semakin optimis terhadap masa depan penerbangan di tanah koloni.

Hingga pada tahun 1924, dilakukan uji coba penerbangan pertama dari Amsterdam (Belanda) ke Batavia. Uji coba dilakukan dengan pesawat jenis fokker.

Baca juga: Daftar Nama Maskapai Penerbangan di Indonesia

Percobaan penerbangan ini memerlukan waktu tempuh sekitar 55 hari. Pesawat harus melakukan transit atau pemberhentian di 20 kota yang dilalui.

Pesawat dari Belanda itu akhirnya dapat mendarat dengan mulus di lapangan terbang Cililitan, Batavia atau Jakarta saat ini.

Selama awal 1900-an ini pemerintah Hindia Belanda membangun cukup banyak lapangan terbang yang sekaligus menjadi pangkalan militer, seperti di Cililitan (Jakarta), Kalijati (Subang), dan Sukamiskin (Bandung).

Maskapai Belanda

Bandara Kemayoran.Dok. Kompas Bandara Kemayoran.
Selain penerbangan militer, pemerintah Hindia Belanda juga mencoba peruntungan dengan menjalankan penerbangan komersil.

Penerbangan komersil ini ditandai dengan berdirinya maskapai Belanda yang bernama Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM) pada tahun 1928.

Maskapai ini berdiri sebagai hasil kerja sama sejumlah perusahaan dagang, salah satunya perusahaan penerbangan Kerajaan Belanda yang bernama KLM (Koninklijk Luchvaart Maatschappij).

Munculnya KNILM menjadi tonggak baru perkembangan penerbangan di Indonesia saat itu. KNILM mengenalkan sistem penerbangan berjadwal pertama di Hindia Belanda.

Di antara jadwal penerbangan yang ada yaitu Batavia-Bandung satu kali dalam seminggu, Batavia-Surabaya satu hari sekali dengan transit di Semarang.

Baca juga: Jejak Bandara Internasional Pertama Indonesia di Kemayoran

Kemudian ada juga rute Batavia-Palembang-Pekanbar-Medan dengan frekuensi satu kali seminggu. Bahkan ada pula rute Batavia hingga Singapura dan Australia.

Rute-rute yang ada menandakan bahwa sejak masa itu sudah ada bandara di kota-kota seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Pekanbar, Medan, Palembang, dan sebagainya.

Adapun pesawat yang digunakan pada awal KNILM yaitu pesawat jenis Fokker, seperti Fokker F.VIIb, Fokker F.XII. Pesawat ini bisa mengangkut sekitar 2-5 orang.

Pada perkembangan berikutnya, muncul pesawat jenis DC, seperti 3 Douglas DC-3, 4 Douglas DC-5, dan Sikorsky S-43. Tentu saja, pesawat-pesawat ini memiliki daya angkut lebih besar dari sebelumnya.

Disinggung sebelumnya bahwa KNILM juga menjalankan rute penerbangan hingga Singapura dan Australia.

Ini menandakan bahwa sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, Nusantara sudah memiliki bandara internasional yaitu Bandara Kemayoran Batavia. Bandara ini mulai beroperasi pada tahun 1940.

Garuda Indonesia

Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia.
SHUTTERSTOCK/CESC_ASSAWIN Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menjadi babak baru bagi bangsa Indonesia dan seluruh aspek kehidupannya, termasuk aspek penerbangan.

Melansir laman Garuda Indonesia, penerbangan sipil pertama pada masa kemerdekaan diinisiasi oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).

Tepatnya pada 26 Januari 1949, AURI menyewakan pesawat bernama Indonesian Airways kepada pemerintah Burma.

Baca juga: Perjalanan Sejarah Garuda Indonesia..

Namun penyewaa ini harus berakhir seiring disepakatinya Konferensi Meja Bundar (KMB). Seluruh awak Indonesian Airways kembali ke Tanah Air pada tahun 1950, dengan pesawat dan fungsinya kembali kepada AURI.

Dalam KMB disepakati bahwa pemerintah Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda di masa lalu kepada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS).

Salah satu kekayaan yang harus diserahkan itu KNILM, yang pada tahun 1948 sudah bernama KLM-IIB atau Koninklijke Luchtvaart Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf.

Pada 21 Desember 1949 pemerintah Indonesia pun menggelar perundingan dengan pihak maskapai KLM. Perundingan salah satunya untuk membahas pendirian maskapai nasional.

Pada saat itu, Presiden Soekarno pun mengusulkan nama maskapai Indonesia, yaitu Garuda Indonesian Airways (GIA).

Penerbangan GIA pertama kali dilakukan dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Preisiden Soekarno pada 29 Desember 1949, atau sehari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda.

Sejak saat itu, Garuda Indonesia terus mengudara hingga saat ini. Bahkan pada tahun 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi perusahaan negara, dengan mengoperasikan 38 pesawat berbagai jenis.

Sumber: Journal.uny.ac.id; Garuda-Indonesia.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Regional
Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com