Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Sepanjang 2021, Terjadi 1.077 Gempa di Banten, Naik 12 Persen dari 2020

Kompas.com - 04/01/2022, 13:27 WIB
Rasyid Ridho,
Khairina

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 1.077 gempa bumi tektonik terjadi di Provinsi Banten selama tahun 2021.

Jumlah itu naik dibandingkan tahun sebelumnya dengan kejadian sebanyak 840 gempa bumi, atau naik 12,5 persen.

"Pada periode Januari sampai dengan Desember 2021, di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempa bumi tektonik sebanyak 1077 kali," kata Kepala Stasiun Geofisika Klas I Tangerang Suwardi melalui keterangan tertulisnya. Selasa (4/1/2022).

Baca juga: 2.519 Gempa Bumi Guncang Maluku Sepanjang 2021, 98 di Antaranya Dirasakan Warga

Dijelaskan Suwardi, hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa kekuatan gempa bumi yang terjadi bervariasi dari M 1,5 hingga M 6,0.

Sedangkan untuk sebaran pusat gempa bumi atau episenter, umumnya berada di laut pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian selatan Provinsi Banten hingga Jawa Barat.

Untuk gempa bumi berdasarkan kedalamannya, didominasi kedalaman kurang dari 60 kilometer dengan kejadian sebanyak 966.

Gempa bumi dengan kekuatan di atas  M 5 sebanyak 16 kejadian. Sisanya di bawah M5.

"Adapun gempa bumi yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat atau disebut sebagai gempa bumi dirasakan 2021 terjadi sebanyak 15  kali," ujar Suwardi.

Baca juga: Gempa Bumi M 4,4 Guncang Sumbawa, Tak Berpotensi Tsunami

Suwardi mengungkapkan, selama tahun 2021 tampak bahwa kluster aktivitas gempa bumi paling aktif terjadi di Provinsi Banten adalah Zona A yakni di Terusan Sesar Semangko, Patahan Ujung Kulon).

Kemudian di Zona B yakni Patahan Cimandiri, dan Patahan Pelabuhan Ratu, serta Zona Megathrust

Zona megathrust pertemuan lempeng IndoAustralia dan Eurasia yang berpeluang membangkitkan gempa bumi sangat kuat berpotensi diikuti tsunami.

"Wilayah pesisir di Provinsi Banten memiliki potensi terdampak tsunami yang dibangkitkan dari faktor tektonik dan non tektonik," jelas Suwardi.

 

Tips bila terjadi gempa dan tsunami

 

Suwardi mengimbau kepada masyarakat, jika terjadi gempa bumi segera menunduk, lindungi kepala dan leher, bisa dengan bantal helm maupun kedua telapak tangan dan berpegangan pada kolong meja atau furniture yang kuat.

Setelah gempa bumi reda, masyarakat segera menuju tempat evakuasi, titik kumpul, lapangan terbuka yang jauh dari pepohonan, tiang listrik maupun papan reklame.

Bilamana masyarakat sedang berada di wilayah pesisir rawan tsunami, Suwardi meminta untuk melihat gelombang laut yang tidak biasa, merasakan guncangan keras, atau merasakan gempa pelan namun cukup lama serta ada berita peringatan dini resmi.

"Maka lakukan evakuasi mandiri sesegera mungkin, hindari menuju pantai untuk memastikan ada tsunami atau tidak tunggu di tempat aman hingga ada informasi resmi dari pemerintah/petugas," kata Suwardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com