KOMPAS.com- Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan dini tsunami.
Baca juga: BMKG Sebut Gempa M 7,4 di NTT Berpotensi Tsunami
"Hingga dua jam setelah kejadian tidak terdeteksi adanya kenaikan air laut lagi, sehingga peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir," tutur Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Selasa (14/12/2021).
Baca juga: Gempa M 7,4 di NTT, Kenaikan Air Laut Setinggi 7 Sentimeter Terdeteksi di 2 Titik
Menyusul dicabutnya peringatan dini tsunami, masyarakat sudah diizinkan kembali ke tempat masing-masing.
Meski demikian, masyarakat diimbau tetap berhati-hati karena sempat ada gempa susulan dengan kekuatan maksimal magnitudo 5,6.
"Kami monitor ada 15 aktivitas gempa susulan dengan kekuatan maksimum 5,6 yang kecenderungannya melemah," ujar Dwikorita.
Kerusakan terjadi di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, pasca gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang NTT.
Kerusakan terjadi pada selokan di jalan yang retak. Kemudian beberapa bangunan rumah roboh.
Sementara rumah lain masih berdiri kokoh. Hingga saat ini belum ada laporan adanya korban jiwa.
BMKG mendeteksi kenaikan air laut setinggi 0,07 meter atau 7 sentimeter di dua titik usai gempa M 7,4 yang mengguncang sejumlah wilayah di NTT.
"Hasil monitoring tide gauge menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 sentimeter di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur," ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kupang Margiono kepada Kompas.com, Selasa (14/12/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.