"Kalau naik angkutan bisa habis Rp 25.000 setiap hari, tapi saya kadang menginap di asrama sekolah saja agar lebih hemat," ungkap Fuad.
Menjadi guru adalah panggilan jiwa baginya sehingga rintangan dan keterbatasan adalah motivasi diri untuk kreatif menemukan solusi.
Fuad mengaku pernah mengalami diskriminasi di lingkungan sekitarnya.
"Tantangan atau keterbatasan yang kita hadapi itu bisa menjadi sebuah pelajaran yang berharga dan menjadikan kita lebih berinovasi. Kita juga tetap berpikir positif agar perlahan orang lain juga berpikir positif terhadap tunanetra," ucap dia.
Selain itu, bagi Fuad, seorang guru tidak hanya cukup menyandang gelar sarjana pendidikan, tetapi yang terpenting dari seorang guru adalah kemampuan menyelami karakter setiap siswa.
Sehingga konteks pembelajaran di kelas maupun di lingkungan sekolah bisa sesuai dengan kebutuhan siswa masing-masing.
"Dan yang penting juga guru itu bisa menjadi teladan bagi guru itu sendiri, keluarganya, siswa-siswa, dan lingkungan sekolahnya. Stakeholder lainnya, pengusaha, masyarakat juga punya peran penting memajukan pendidikan," ucapnya.
Di sekolahnya, Fuad adalah guru kelas. Ia juga mengajar seni musik, olahraga, menulis, dan membaca Al Quran braille siswa disabilitas lainnya.
Di luar SLB Ma'arif Muntilan, Fuad adalah hafiz atau penghafal Al Quran dan telah mencetak beberapa siswa penghafal Al Quran.
Untuk menambah penghasilan demi menghidupi seorang istri yang juga disabilitas netra dan seorang balita, Fuad juga membuka jasa pijat refleksi di rumahnya.
Ayu Setya Nurhasya (16), siswa Fuad, mengaku sudah sekolah di SLB Ma'arif Muntilan sejak kelas 1 sekolah dasar hingga sekarang SMP.
Ia juga senang belajar dengan Fuad yang mengajarinya menulis dan membaca huruf braille, baik bahasa Indonesia maupun Al Quran.
Di sela-sela itu, Ayu juga belajar menyanyi dengan Fuad.
Baginya, gurunya itu tidak sekadar membeli pelajaran, tetapi juga mampu menyemangatinya untuk terus belajar dan mandiri meski dalam keterbatasan.
"Pak Fuad itu cara mengajarnya itu apa ya cukup simpel, mudah dipahami, dan materinya juga tidak terlalu menyulitkan karena yang diterangkan tidak cuma pelajaran, tapi juga dikaitkan sama hal lain, jadi saya mudah paham," ungkap Ayu.
Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan mulia Muhammad Fuad Gufron.
Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.
(KOMPAS.COM/IKA FITRIANA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.