Sekitar dua tahun lalu, Pak Yit diangkat pemerintah desa setempat sebagai penjaga pelintasan kereta tersebut. Pak Yit mendapat upah Rp 2 juta dalam setahun.
"Dibayar Rp 2 juta setahun. Seharinya ketemu Rp 5.000," katanya.
Sambil menjaga pelintasan, Pak Yit membuka warung kopi di lokasi tersebut. Bagi Pak Yit, upah Rp 2 juta setahun itu sudah cukup.
Ia mengaku menjaga pelintasan kereta demi menolong pengendara yang hendak melintas agar tidak celaka.
"Untuk saya (uang Rp 2 juta setahun) itu besar. Karena bisa menolong orang yang apes," katanya.
"Jadi tujuan saya menolong orang banyak supaya yang lewat sini selamat," katanya.
Baca juga: Viral, Video Pak Yit Adang Pengendara Motor Saat Kereta Melintas, Ini Penjelasan KAI
20 perjalan kereta dalam sehari
Menurut Pak Yit, ada 20 perjalanan kereta yang melewati pelintasan itu dalam sehari. Pak Yit pun mengaku sudah hapal dengan jadwal tersebut.
Ia memakai jam tangan untuk melihat waktu dan mengetahui bahwa akan ada kereta lewat.
"Sudah hapal jadwalnya," katanya.
Meski sudah dijaga, masih banyak pengendara yang nekat hendak menerobos.
"Masih ada aja yang nekat. Alasannya tidak mendengar (bunyi kedatangan kereta), tidak ketahuan (keretanya)," katanya.
(KOMPAS.com/Kontributor Malang, Andi Hartik)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.