Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Kekerasan Napi di Lapas Narkotika, ORI DIY Dalami Keterangan Eks KPLP

Kompas.com - 22/11/2021, 23:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta telah meminta keterangan kurang lebih 27 orang terkait tindak kekerasan di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta atau Lapas Pakem yang diduga dilakukan oleh sipir terhadap warga binaan.

ORI mempertimbangkan untuk meminta keterangan mantan Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.

"Sekitar 14-an petugas lapas, itu termasuk dokter dan bagian kepegawaian," ujar Ketua Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta Budhi Masturi, Senin (22/11/2021).

Baca juga: Selidiki Dugaan Kekerasan terhadap Napi, Komnas HAM Datangi Lapas Narkotika Yogya

Budhi Masturi menyampaikan, warga binaan atau korban yang sudah dimintai keterangan kurang lebih 13 orang.

Selain itu, pihaknya saat ini mempertimbangkan meminta keterangan dari mantan Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.

"Kita mempertimbangkan untuk meminta keterangan salah seorang mantan KPLP-nya inisial K," ucapnya.

Terkait rencana tersebut, Budhi menuturkan, akan berkoordinasi dengan Ombudsman pusat.

Sebab, saat ini yang bersangkutan berada di Lapas Salemba.

"Untuk yang di Salemba kita berencana meminta bantuan ORI pusat untuk mengambil keterangannya," tuturnya.

Dugaan yang mengarah ke inisial K, lanjut Budhi, berdasarkan keterangan yang didapat dari pelapor maupun petugas Lapas Kelas IIA Yogyakarta.

"Dugaan mengarah ke inisial K berdasarkan keterangan dari para pelapor plus dari sejawatnya yang ada di lapas (Narkotika Kelas IIA Yogyakarta)," ungkapnya.

Baca juga: Ombudsman Minta Keterangan Kalapas hingga Perawat di Lapas Narkotika Yogyakarta

Menurut Budhi, dari keterangan yang didapat, K berkontribusi dalam terjadinya dugaan tindak kekerasan tersebut.

"Ya karena praktik-praktik kekerasan menjadi sangat masif begitu dia pindah ke Lapas Narkotika (Kelas IIA Yogyakarta) dari Salemba. Dia begitu dari Salemba pindah ke lapas narkotika Yogya (Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta) itu perlakuan kekerasan terhadap napi menjadi lebih masif," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjunkan tiga tim ke Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta atau Lapas Pakem untuk meminta keterangan terkait dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh sipir terhadap warga binaan.

Selain petugas lapas, tim juga meminta keterangan dokter dan perawat yang ada di klinik lapas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com