Pembekalan bagi siswa berkebutuhan khusus melalui pelatihan, sudah dirintis pihak SLB sejak 2011.
Guru dan staf pendidik, ungkap Nur Janah, harus memiliki kesabaran ekstra dalam memberikan pelatihan kepada siswa didiknya.
Terlebih untuk kerajinan batik tulis, yang bahkan bagi orang-orang pada umumnya dirasa sulit.
"Step by step, tidak bisa langsung. Orang biasa saja kesulitan, apalagi siswa kami. Semester satu paling lipat-lipat dulu (pengenalan), baru semester kedua mulai membatik. Asal sabar dan telaten, Insya Allah bisa kok," kata Nur Janah.
Baca juga: Kali Lamong Kembali Meluap, 6 Desa di Gresik Terendam Banjir
Saat ini, ada sebanyak 60 siswa berkebutuhan khusus di SLB Bhayangkari Gresik.
Ada pula 20 guru dan staf pembimbing yang siap siaga memberikan pembelajaran serta pelatihan kepada para siswa
Salah satu di antara guru adalah Sri Rahayu. Dia menjadi pembimbing siswa membatik tulis.
"Untuk siswa yang belajar membatik, kebanyakan dari SLB C, penyandang tuna grahita. Alhamdulillah, dengan kesabaran dan asal telaten, beberapa siswa akhirnya bisa membatik," tutur Sri.
Salah satu siswa SLB Bhayangkari Gresik yang mulai lihai membatik tulis adalah, Haby Hamad Fadilah yang duduk di kelas VIII.
Haby baru menekuni kegiatan membatik tulis pada tahun ini.
"Padahal ini sempat terkendala pandemi Covid-19. Dengan kegiatan membatik hanya bisa kami lakukan sekali sebulan, karena harus bergantian dengan kegiatan lain. Tapi Haby yang baru belajar sejak awal tahun ajaran baru kemarin, kini sudah bisa," ucap Sri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.