Video yang mendapat banyak perhatian di antaranya "Gawat Truk Gagal Menikung" dan "Hal yang Tidak Diinginkan Terjadi di Sitinjau Laut".
"Memang yang paling tinggi penonton kalau ada kecelakaan atau ada truk trailer lewat, muatan berat, hingga adanya tumpahan minyak sawit," ujarnya.
Bram tidak setiap hari mangkal di Sitinjau Laut. Namun, jika ada peristiwa menarik, dia akan segera datang untuk mengabadikan momen di lokasi.
"Biasanya saya dapat info dari kawan-kawan lain atau Petugas Keamanan Jalan Raya," ujarnya.
Adakalanya pukul 11.00 WIB dia sudah mangkal di Sitinjau Lauik dan pulang pada sore hari.
Untuk mengakali agar bisa mengunggah video setiap hari, Bram mengumpulkan banyak stok video.
Handycam dengan format full HD menjadi andalannya merekam perjuangan para sopir melewati tanjakan.
Jika baterai handycam habis, Bram merekam gambar menggunakan ponsel.
Dengan mengunggah satu video tiap hari dan rata-rata penonton 5.000, dia mampu meraup adsense dari YouTube antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per bulan.
Selama mengunggah video ke YouTube, Bram belum pernah mengalami masalah atau mendapat teguran dari pengemudi yang direkamnya.
Hanya saja, ada beberapa pengendara yang kesulitan lewat memohon agar tidak direkam karena malu.
"Misalnya ada cewek belum pandai bawa mobil lewat sini, pas mau naik mundur, itu kan konten menarik, tapi kalau dia mohon tidak direkam ya saya turuti daripada ada masalah di kemudian hari," kata dia.
Ia mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari mengambil gambar, mengedit, hingga mengunggah. Semua dipelajari secara otodidak.
Selain Bram, ada YouTuber lainnya yang juga meraup rezeki dari konten Sitinjau Lauik, yaitu Doni dengan saluran bernama Widia Siska.
Doni mengatakan, dia mangkal di Sitinjau Lauik setiap akhir pekan karena pada hari biasa dia bekerja.