Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gendong Anak Terobos Pusaran Air, Ini Kisah Mereka yang Selamat dari Banjir Bandang Kota Batu

Kompas.com - 06/11/2021, 18:48 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Peristiwa banjir bandang di Batu banyak menelan korban jiwa. Namun tak sedikit korban yang selamat.

Banjir bandang menerjang Kota Batu pada Kamis (4/11/2021) sekitar pukul 14.00 WIB. Hingga Sabtu (6/11/2021), petugas menemukan 7 warga yang meninggal dunia.

Walaupun selamat, beberapa korban mengaku trauma mendapat saat menghadapi bencana tersebut.

Baca juga: Korban Terakhir Banjir Bandang Kota Batu Ditemukan, Ada Jasad yang Tersangkut di Pohon

Naik ke atas kayu

Salah satu korban selamat adalah Sugiono, warga Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kota Batu.

Dikutip dari Surya Malang, Sugiono bercerita ia susah payah menyelamatkan diri dan keluarga dari arus banjir bandang.

Hari itu ia menganggap hujan sore itu seperti hujan biasa. Namun perkiraannya salah.

Ketika ia sedang menikmati acara televisi di dalam rumah bersama istri dan anaknya, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang datang begitu cepat.

Baca juga: Jumlah Rumah Rusak akibat Banjir Bandang di Kota Batu Bertambah

Air banjir ternyata datang dengan cepat tanpa disadari oleh Sugiono. Air yang berwarna cokelat itu masuk ke dalam rumahnya.

“Saya merasakan getaran, saya tidak menyadari banjir sebesar itu,” katanya.

Banjir tidak sekadar air, tapi juga membawa lumpur dan kayu. Material itu menghancurkan rumahnya.

Sugiono juga sempat tertimpa kayu besar yang terbawa arus.

Baca juga: 5 Fakta Terkait Banjir Bandang yang Menerjang Kota Batu Jatim

Kondisi dampak banjir di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).KOMPAS.COM/Dok. BPBD Kota Batu Kondisi dampak banjir di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).
Upayanya untuk keluar rumah tampak sulit karena arus air memutar sehingga menyulitkan dirinya bergerak.

Di tengah kesulitan melepaskan diri dari kayu besar itu, ia tiba-tiba bisa mengangkat kayu dan berlindung di atasnya.

“Istri dan anak saya juga menyelamatkan diri ke atas kayu,” ungkapnya.

Setelah berhasil menyelamatkan diri di atas kayu, Sugiono dan istrinya berupaya keluar dari rumah.

Kali ini tantangan yang dihadapi berbeda lagi.

Baca juga: Analisis BMKG Terkait Banjir Alor dan Banjir Bandang Kota Batu

Di tengah ketegangan menyelamatkan nyawa, ia harus berpikir bagaimana caranya bisa keluar rumah.

Air yang terus menerus menggerus temboknya akhirnya menjebol tembok. Dari situlah ia kemudian bisa keluar dan menyelamatkan semua anggota keluarganya.

Tidak ada yang tersisa dari rumah milik Sugiono. Rumahnya telah rata oleh tanah, pun barang-barangnya, tidak ada yang sempat diselamatkan.

Sugiono dan keluarganya masih bisa selamat. Namun tidak tetanggnya yakni Wiji dan Sarif.

Pasangan suami istri itu meninggal dunia akibat banjir bandang yang menerjang rumanya. Rumah Wiji dan Sarif hanya berjarak 1 meter saja.

Wiji ditemukan meninggal dunia di bawah timbunan material lumpur dan kayu yang berjarak sekitar 1 Km dari rumahnya. Sementar Sarif di temukan tidak jauh dari lokasinya Wiji.

Baca juga: 142 Warga Mengungsi akibat Banjir Bandang di Kota Batu

Gendong anak terobos pusaran air

Warga membersihkan bekas material banjir di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Warga membersihkan bekas material banjir di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021).
Sri Kusumastuti (43), tetangganya Sugiono juga menceritakan pengalaman pahitnya menyelamatkan nyawa beserta anggota keluarganya yang ada di rumah.

Saat banjir datang, Astuti sedang berada di dalam rumah.

Seperti Sugiono, Astuti juga tidak menyadari bahwa banjir bandang sedang menuju ke rumahnya.

Ketika luapan air berwarna cokelat dengan membawa material lumpur dan kayu datang, anaknya berteriak.

Baca juga: Bukan Perubahan Iklim, Ini Dugaan Penyebab Banjir Bandang di Kota Batu

“Mama, Allahu Akbar. Airnya tinggi, mama!” ujar Astuti menceritakan kembali teriakan anaknya.

Mendengar teriakan itu, ia langsung menyadari sedang dalam bahaya banjir. Ia lalu menggendong putrinya untuk menyelamatkan diri.

Namun bukan perkara mudah untuk bisa selamat.

“Arusnya itu memutar, jadi tidak mengalir. Saya kesulitan melepaskan diri,” katanya.

Baca juga: Kota Batu Dilanda Banjir, Ini Penjelasan Ahli mengenai Penyebabnya

Teriakan minta tolongnya tidak terdengar oleh warga. Astuti pun pada akhirnya menerjang arus untuk bisa keluar dari rumah.

Ketika bisa keluar rumah, ia dibantu oleh sejumlah warga lainnya. Akhirnya, ia dan anggota keluarga yang lain selamat.

Di rumahnya, terendap lumpur setinggi sekitar 500 cm.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Cerita Sugiono Lolos dari Pusaran Air Banjir Bandang di Batu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marliah Tiba-tiba Jadi Warga Negara Malaysia, Kok Bisa?

Marliah Tiba-tiba Jadi Warga Negara Malaysia, Kok Bisa?

Regional
Terpeleset Tumpahan Oli, Mahasiswa Tewas Terlindas Truk di Kalibanteng Semarang

Terpeleset Tumpahan Oli, Mahasiswa Tewas Terlindas Truk di Kalibanteng Semarang

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Hanyut Terbawa Arus Sungai, Remaja 16 Tahun di Malinau Ditemukan Tewas

Hanyut Terbawa Arus Sungai, Remaja 16 Tahun di Malinau Ditemukan Tewas

Regional
3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

Regional
Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Regional
Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Regional
Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com